Sebuah cerpen by Yahya moo
GR
ACO -1
“Pemenang lomba pasangan tertanpan & tercantik tingkat SMA & sederajat se Luwu Utara thn 2013 di raih oleh pasangan Aco & Esse wakil dari SMADA Masamba, mewakili segenap panitia/penyelenggra kami mengucapkan selamat atas keberhasilan kalian berdua.” Sorak-sorai bergemuruh d dlm seluruh penjuru gedung Arma Karya.
Kehebohan itu bahkan terdengar menjalar keluar gedung menembus dinding sampe ke jalan-2.
Pasangan yg dr awal memang sangat d pavoritkan akhirnya dinyatakan sbgai juara. Tapi ada jg sebahagian kecil yg mencemooh karena utusan sekolah mereka mengalami kekalahan. Rasa dongkol mereka dilampiaskan kepada Pak Durman sbgai ketua panitia sekaligus yg menyampaikn pengumuman tsbt. Tapi teriakan yg memberi selamat pd kedua pasangan itu justru lebih banyak. Pertanda klw mereka cukup sportif dan realistis menerima hasil pengumuman.
Di area tamsis, d jalur 2, di warkop-2 di manapun Aco berada dirinya akn menjadi trend perbincangan di kalangan rekan-2nya. 1000 camera android sdh diarahkan ke wajahnya yg rupawan, ribuan wanita dr penjuru tanah Luwu-Utara telah menyimpan gambar mukanya di dlm aplikasi gallery/image. Tak terkecuali para wanita yg umurnya berada jauh d atas Aco. Bahkan ibu-2 rumah tangga yg masih mengikuti trend anak muda sekarang turut mengidolakan dirinya. Bukan cuman parasnya yg tampan tapi perangai yg di milkinya menambah daya pikat yg tinggi. Senyum lebar yg slalu menghias di bibirnya diarahkan pd siapa saja yg sempat beradu mata dgnnya.
Berlatar sebagai anak kampong yg berasal dari keluarga sederhana. Bapaknya punya bengkel motor sedangkn ibunya seorang guru esde. Kakek-neneknya petani & pengembala kerbau. Perihal tersebut membuat Aco tumbuh sebagai remaja polos yg tampil biasa-biasa saja, sesuai pasilitas yg diterima dr kedua orang tuanya. Motor sporty Yamaha Metic yg menjadi tunggangan hari-2 nya membuatnya sebih leluasa bergaul dgn semua kalangan siswa di sekolah. Sebuah bakat yg cukup istimewa menambah charisma yg ada pdnya. Penjaga gawang urutan ke 2(cadangan) utk tim sepak bola di esmada machamba. Bisa membuat tim lawan berubah jd lebay ketika saling bertanding. Karena pononton cewek-2 dari tim lawan akn berbalik arah memberi dukungan pada Aco.
“Apakah Aco sdh punya pacar di usia yg sekarang?” Pewawancara Radio Adira menanyakan hal yg sgt privasy pd Aco.
“Pertanyaanya kok begitu sih...tanya masaalah yg lain dong.”
“Ini bukan pertanyaan dr saya lho, tapi… saya hanya menyambung lidah dr para penggemarmu d luar sana, klw sj acara ini kami buka/lempar ke pablik melalui telepon, semua cewek-2 d luar sana akan mengajukn pertanyaan yg sama.” Pandangan mata dr wanita penyiar menyala-2, sekan-akan ikut berbicara pd Aco.
“Klwpun sdh ada, saya pasti akan merahasiakannya, sy tdk akan mengecawakn penggemar sy dr kalangan wanita, lebih-baik tanya masaalah yg lebih mendidik ke arah yg positif.”
“Misalnya!?” seru penyiar memancing… dr pihak Aco.
“Yaaaaaa, misalnya, bgmn dorongan kedua orang tua, siapa yg lebih dominan mengarahkan, bapak atw ibu.” Aco mengajak agar wawancara itu bersifat lebih mendidik.
“Oke… sy akan bertanya ttg itu…peranan orang tua yg lebih dominan, jelaskan ke pd sy, pada penggemarmu yg sedang mendengarmu di luar sana, bapak macam apa yg kamu punya di rumahmu, apakah ibumu masuk kategori super mama?”
“Mmmmm, keduanya punya peranan &porsi masing, mata & hidung yg sy punya berasal dr ayah, sedangkan rambut sy yg ikal turunan dr ibu, tapi kedua-2 nya memiliki wajah yg biasa-2 saja, penampilan fisik yg sy punya justru warisan lansung dr kakek.” Aco memberikn jawaban ngelantur yg membuat wanita penyiar mengerutkn dahi.
“Katanya hrs membahas masalah yg terarah & serius, tapi kok… malah ngomongin hal yg sepele.”
“Sorry mba, begini.., ibu sy kan seorang pendidik, jd dia lebih banyak mengarahkan sy pd hal-2 sifatnya formal, klw begadang jgn terlalu larut kecuali klw sedang belajar, sblum berangkat ke sekolah hrs sarapan dulu, setiap hari jgn sampe hanya latihan bola melulu, sekali-skali harus bantu ayah di bengkel.”
“wowww…benar-2 super ibu kamu, bagaimana dgn ayah kamu?” Wanita penyiar geleng-2 kepala.
“Karena ayah kerjanya d bengkel, dia lebih banyak memiliki waktu uk memperhatikan saya, sy kurangnya dimana? lebihnya apa? Tapi agak jarang mengurusin sy secara langsung, dia mengamati/menyimak saya secara diam tapi mendalam.”
Penjelasan Aco membuat wanita penyiar itu jadi penasaran.
“Saya sedikit bingung & penasaran dgn sosok ayahmu, tolong di jelaskan lebih detail lagi, sebutkan 1 contoh kasus yg pernah ditangani si ayah ttg kamu.”
“Ibu selalu menginginkan saya agar masuk di kelas eksak/IPA, semoga ke depannya bisa melanjutkan study di kedokteran, tp ayah menyarankn utk masuk k kelas ilmu social, katanya, walaupun sy bisa masuk di kelas eksak, tp nilai-2 yg sy akan poroleh hanya berada di kisaran angka 7, mentok di angka 8.”
“Saya sgt salut dgn pak montir trsb, sepertinya ayahmu salah seorang pencari bakat yg cukup handal, terima kasih buat kamu Co’… atas pemaparan yg kamu berikan, utk sesi tanya-jawab ini kita akan melanjutkan lagi nanti, sebelum kita mendengarkan 1 lagu dari group Noah terebih dulu saya akan beralaih ke Esse.” Wanita penyiar manggut-2 di depan micropon.
Wanita penyiar memberi ucapan salam yg di jawab Esse dgn lantang. mereka lalu masuk ke dlm sesi tanya-jawab.
“ Cantik sekali kamu Esse, apakah setiap hari kamu senantiasa mengenakan busana muslim yg begini?” Wanita penyiar mengawali dgn pujian.
“Sudah pasti doooong, siapa duuuulu ayahnya.” Esse langsung menyambar pujian dgn settingan khasnya.
“Emangnya siapa ?” Respon dr wanita penyiar jg sama.
“Jamaah tabbbblik, ayah & ibu sy bilang, kamu harus mencontoh sama Fatin Asshiddiqiah (juara Indonesia Idol), walaupun kamu termasuk gadis yg gaul tapi kamu harus tetap menutup aurat secara sempurna, jgan meninggalkan kewajiban yg paling dasar sbgai seorang wanita muslimah.”
“Tinggi badan kamu berapah sih…? 170 sampe nggak?.
“Nggak tinggi-tinggi amat sih, klw ditambahin dgn sepatu/sandal yg berhak tinggi yahhh…. bisa sampe segitu, klw aslinya ngga lah, sama kayak wanita-2 Indonesia pd umumnya.” Keduanya mengawali percakapan dgn topic bahasan yg ringan.
“Katanya, kamu termasuk bintang pelajar di sekolahan? Menurut rumor sejak dr bangku esde kamu slalu masuk dlm 3 besar sbgai siswa yg berprestasi?”
“Bintang belajar kaliiiiiii, bukan bintang pelajar, dalam hal belajar saya memang jagonya, itu karena tuntunan & tuntutan dr ortu terutama dr pihak ayah, klw dlm 1 hari sy kedapatan tdk mengulang pelajaran d rumah, sdh pasti kena hukuman dr ayah.”
“Jenis hukumannya dlm bentuk apaan tuhh? dicambuk? ngga dikasih uang jajan? atwwwwwwww?” Wanita penyiar semakin penasaran.
“Macam-2 lah… yg jelas tujuannya utk kebaikan.” Sm seperti pertanyaan yg sebelumnya, Esse memberikan jawaban yg diplomatis & tetap merendah.
“Pada saat menghukum, apakah ayahmu pernah melakukan tindak kekerasan, penganiayaan, atw hal-2 yg melanggar HAM?”
“Kayaknya gak pernah tuh….mmmm… pernah 1x, tp itu kesalahan dr sy sendiri, ketika sy ketahuan belum mengulang pelajaran d rumah. ayah marah-marah, sy yg lagi ketakutan langsung kabur, tiba-2 kaki saya kesandung & terpeleset, jatuh dehhhh.., bahkan t4 lukanya membekas sampe sekarang.”
“Dalam keadaan yg seperti itu, ayah menolong kamu/ga’ ?” Wanita penyiar sedikit memotong pembicaraan Esse.
“Wah… boro-2, disumpahin malahhh.” Esse terbahak-bahak, menutup mulutya dgn jari-2 tangan kirinya.
“Sekarang kita masuk pd topic yg lain, problem remaja masa kini, emmmm boleh ngga yahhh klw sy tanya ttg percintaan? sdh punya pacar, tipe lelaki macam apa yg kamu suka?”
Mendengar pertanyaan seperti itu Esse hanya tertawa kecil, dia mengacungkn telunjuk kirinya di depan bibrnya.
“Ssssst, jgn bahas ttg percintaan dong.., didengar sama ayah, topic yg lain saja yachhh.”
“Ngga bisa, kamu harus jawab dulu, sudah punya pacar atw belum? klw sudah punya, ceritakan profilnya, klw belum apa alasannya? Ayooo cerita! para penggemarmu yg sedang menguping acara ini sgt penasaran ingin mendengar jawabanmu.” Wanita penyiar bernafsu ingin mendengar penuturan Esse.
“Okeee, saya akan memberi jawaban dgn lugas & tegas, sy masih focus utk belajar sehingga belum ada minat utk memikirkan ttg percintaan.” Esse akhirnnya memberikn jawaban yg pasti.
“Tapi klw hanya sebatas cinta monyet, boleh kan?” Wanita penyiar mengedipkan sebelah matanya ke Esse, seakan-akan memberi isyarat supaya Esse memberikan jawaban yg sedikit melunak.
“Gak! takut, bisa keasyikan nantinya, jgn saling memberi harapan pada lawan jenis selama masih menempuh dunia pendidikan.” Esse tetap memberikan jawaban yg sama.
“ Saya jd iri sama kamu, aku berharap anak perempuan sy bisa seperti kamu, selanjutnya kita akn membicarakan ttg masa depan atw cita-2, tp sbelumnya kita mendengarkn dulu sebuah lagu dr Noah.”
Aco sangat menikmat hari-2nya sbg cover boy se Luwu Utara. Berusaha agar dimanapun & kapanpun tetap tampil seperti biasa, hadir tanpa beban. Dr pihak ibu menanggapi keberhasilan Aco merupakan langkah awal utk menuju k jenjang yg lebih tinggi. Ketika wakil dr Luwu Utara diutus ke Makassar utk mengikuti kompetisi regional, dia tak menyia-2kan peluang tsbt. Dia mendampingi Aco ke Makassar sbgai org tua wali, walaupun harus meninggalkan aktifitas hariannya sbgai pendidik. Penuh harap supaya Aco akan keluar jd juara sehingga bisa mnjd wakil dr Sul-sel & Sulbar. Dlm benak ibunda, Jakarta adalah kota berikutnya yg akn menjadi sasarannya.
Para pendukung & simpatisan Aco trus memberikan dukungannya. Dari hari ke hari para peserta jumlahnya trus menyusut. Masih ada 10 peserta yg tetap berdiri tegar di sana. Diantara sepuluh kontestan tsb Aco adalah salah satunya. Sampai pd tahap tersbt ibunda Aco masih bisa bernapas lega. 5 finalis terpilih akan diseleksi menuju 3 besar. Kaum remaja dari Luwu Utara merasa bangga karena wakil mereka belum tereiliminasi. Sebuah pencapaian yg cukup membanggakan berada dlm genggaman Aco. Berhasil lolos masuk ke 3 besar bersama 2 peserta lainnya. Ibu Aco semakin bahagia melihat putranya masih bisa tampil di panggung. Hasil seleksi dr penilaian dewan yuri akhirnya diumumkan. Kontestan yg memiliki nilai terendah harus berpuas diri menyandang peringkat ke 3. MC mengumumkan pemilik nama Muhammad ACO Ardi dinyatakan sbagai peserta yg memiliki angka paling rendah.
Penantian yg cukup menegangkan terlewat sdh. Aco harus puas berada diurutan ke 3 & harus bersia-siap pulang kampong. Sementara yg meraih peringkat 1&2 bisa melenggang ke Jakarta mewakili Sul-Sel. Ibunda Aco berandai-2 klw saja salah 1 peserta yg meraih urutan 1&2 berhalangan, niscaya putranya akan didaulat sbgai pengganti. Impiannya utk terbang ke Ibu kota Negara akan tewujud.
Aco pulang ke kota Machamba membawa pencapaian yg tdk maksimal. Tapi dia sdh mengharumkan kabupaten Luwu Utara karena berhasil masuk k dlm urutan 3 besar. Menyisihkan peserta lain yg mewakili daerah masing-2. Mampu merontokkan sekitar 30 peserta yg mengikuti lomba tertanpan se Sul-sel-bar. Perasaan sedikit kecewa terpancar di raut wajah Aco, krn tdk mampu memberikan hasil yg sempurna sesuai harapan para penggemarnya. Namun para pendukungnya truss memberikan dukungan pada Aco agar tdk berkecil hati. Acara hari penyambutan uk Aco tetap di gelar walaupun hanya di adakan di kalangan esemma nya saja. Namun para remaja dari luar sekolahan turut hadir memeriahkan acara tersebut. Dr pihak pemerintah hanya di hadiri oleh Kepala Dinas Pemuda & Dinas Parawisata.
Ketika pemerintah daerah mensponsori pesta makan durian, langsat, rambutan & berbagai macam buah-buahan yg dihasilkan dr tanah Luwu Utara, Aco& Esse dijadikan ikon di acara tsbt. Perutnya sampai membuncit karena harus mencicipi segala macam buah. Pada saat lomba minum kapurung Aco hanya bisa tampil sebagai pihak pemantau, karena dia tdk termasuk sbgai org yg jago dlm hal minum kapurung. Berkat bimbingan singkat yg pernah di berikan pd keduanya, mereka sdh bisa bertindak sbgai pemandu bicara di berbagai acara-2 formal. Aco semakin akrab di mata para remaja di kotanya.
Beberapa tim dr pihak tim lawan bersepakat uk mencoret nama Aco sebagai penjaga gawang dr SMADA Machamba. Hasil rembukan yg diambil secara berjamaah tersbt diajukan ke panitia penyelanggara. Pihak dr sekolahan Aco berusaha mengkaper usulan itu, pada akhirnya Aco hanya di perbolehkan main di menit-2 awal pertandingan. Keputusan itu di ambil uk menghindari hal negatif yg bisa terjadi di kalangan para pelajar. Para remaja putri menerima keputusan itu sebagai hal yg sgt diskriminatif, yg tdk menjunjung tinggi sportyfitas/profesionalisme dunia sepak bola. Kepopuleran & ketampanan seorg seharusnya tdk di boleh menghambat yg bersangkutan uk tampil piawai di bawah mistar gawang. Kita harus mencontoh pada sosok Rhonaldo/CR 7, katanya.
Seremoni perpisahan esmada Machamba berlangsung suka cita & suka duka. Berbahagia karena sdh berhasil lolos dr bangku essemma yg telah diperjuagkan selama 3 tahun. Perasaan sedih juga teselip di raut wajah para calon alumnus thn ajaran 2015. Setelah 3 thn bergelut dgn bangku sekolah tsbt akhirnya mereka akan melepas atribut sbgai pelajar. Selanjutnya mereka akan berubah status sebagai mahasiswa bagi yg lanjut ke bangku kuliahan. Sedangkan yg siswa yg memilih jalur berkarir di luar, akan menyandang pridikat sbgai masyarakat biasa. Entah karena paktor ekonomi, mau bekerja, memilih uk merantau demi mencari kerja/pengalaman, atau cuman karena mau merasakan kenikmatan sesaat sbgai seorang pengangguran. Terbebas dr sgala aturan yg cukup membelenggu. Esok hari bisa bangun pagi setelah matahari menyinari t4 tidur. Bisa begadang sampai larut di pos-pos ronda atw di posko-2 bekas peninggalan pemilu.
Dari calon alumnus Aco merupakan salah seorang dari beberapa siswa yg menyampaikan kesan & pesan di acara tsbt. Sakaligus sebagai MC pembantu berduet dgn Esse mendampingi pak Bayu. Diawali dgn tema-2 lucu yg menggelitik, mengenang memori yg asyik selama duduk di bangku esmada Machamba. Mengungkap sebahagian cerita-2 yg bersifat sangat pribadi, menyangkut hubungan perasaan special dgn para guru muda dr kalangan wanita, begitu juga dr teman-2 siswi.
”Terima kasih kpd Bapak kepala sekolah yg telah memberikan dukungan moril & materi selama sy mengikuti berbagai macam iventyg berlansung di luar sekolah, khusunya ketika memberikan kelonggaran pd sy spy bisa absen berhari-hari meninggalkn bangku sekolah, demi mengejar prestasi d luar sana, namun ketika sy melihat daftar tingkat kehadiran sy, 100% bagus, mudah-2an tdk ada dr teman siswa yg cemburu, begitu pula dr kalangan bapak & ibu guru tdk menyimpan rasa sentiment pd saya, & buktinya sy bisa lulus dgn nilai yg cukup bagus, terima kasih pd bapak-2 guru, , special thangs uk pak Umar wali kelas 3…….. dan ibu Lela guruku si cantik jelita dgn tekun mendampingiku/ melatihku agar senantiasa tampil menawan di mana&kapan saja terutama saat tampil di atas panggung, ketika kami sedang latihan saya sempat merangkulnya 1x, klw sj sy tdk melakukan itu maka ibu Lela akan terjatuh ke bawah panggung.” Semua penghuni aula memutar bola matanya ke arah Ibu Lela yg sedang disebut namanya. Tapi Ibu Lela menanggapi ucapan Aco dgn santai, bahkan dia membalasnya dgn tepukan tangan sambil berdiri menampakkan batang hidungnya. Hadirin menyambutnya dgn sorakan, spontan saja, suara gemuruh saling bersahutan di dalam ruangan tsbt, terutama dr kalangan guru-guru wanita muda.
Aco masih memamerkan senyum ala Clos-uf yg sangat menawan. Mengajak pada hadirin agar tetap bergembira pd acara tsbt. Menunggu suara gemuruh itu menjadi reda.
“ Bayangkan saja, panggung t4 latihan itu tingginya sekitar 2 meteran, klw sj Ibu Lela sampai tejatuh, wahhh akibatnya bisa fatal, masih untung klw kakinya yg terbentur duluan ke lantai, tapi klw wajahnya!! jgn sampe.” Aco geleng-geleng kepala.
“Calon suaminya pasti akan berfikir ulang untuk menunda acara lamarannya.” Ibu Lela semakin tersanjung karena sedang menjadi topic bahasan Aco. Wajahnya bukannya memerah, malah lebih sumringah.
Esse berjalan k tengah panggung & langsung melabrak Aco. Berbekal sebuah microfon yg sedang berada dlm genggamannya Cover Girl itu mengoceh lantang.
“Dari tadi kok sy tdk pernah diajak nimbrung dlm sesi kamu, sentiment ya..? kamu harus ingat bahwa saya adlh orang yg punya andil dlm melatih kepribadianmu agar tampil menawan d depan umum, dulu badan kamu kerempengan sekarang segar, dulu…gigi kamu kekuning-kuningan sekarang putih-berkilau, dulu… kulit kamu agak keling sekarang sawo, itu karena aku yg mengajak kamu melakukan perawatan ke dokter gigi, menyarankan agar kamu jgn kecanduan makan Mi Instan klw sedang lapar, jgn keseringan bermain bola di siang bolong… & berbagai hal lainnya demi utk keberhasilan kita, dan..! buktinya kita bisa keluar mjd juara satu di tingkat kabupaten, tanpa bimbingan yg berarti dr berbagai pihak, hampir semua sesi latihan, kita melakukannya secara otodidak.
Ibu Lela tiba-2 bediri dr t4 duduknya, menyambar microfon yg sedang berada dlm genggaman pak Bayu. Ibu Lela menantang Esse klw dirinya adalah mentor yg terbaik bagi Aco. Memberikan isyarat pd Aco agar mereka segera beraksi. Tangan kananya meraih pergelangan tangan kiri Aco.
“Aco! Ayo, kita mempertontonkan gerakan tari chac-cha versi saya yg pernah aku ajarkan padamu, perlihatkan pada Esse, kepada semua hadirin bahwa kita memang sangat serius ketika sedang berlatih.” Mendengar aba-2 itu operator… elekton segera memainkan music/lagu plamenko… Aco segera menggerakkan tangan kanannya melebar k samping. Bersamaan dgn itu tangan kiri ibu Lela melakukan gerakan yg serupa. Keduanya berjalan ke arah depan sebanyak 3 langkah. Berjarak setengah meter dr ujung panggung mereka berhenti sejenak, meletakkan microfon ke lantai panggung. Keduanya lalu berdiri berhadapan, mempertemukan kedua telapak tangan mereka masing-masing. Sepasang tangan mereka bergerak ke samping atas & sebelahnya lagi bergerak menurun k samping. Aco menganyunkan langkahnya maju ke depan yg diikuti ibu Lela melangkah mundur ke belakang. Gerakan itu dilakukan 3 kali secara berulang.
Jari-jari tangan mereka saling terpaut erat. Posisi badan keduanya hanya berjarak 10 centi-meter saja. Sekarang mereka melakukan gerakan berjalan menyamping. Sama seperti gerakan sebelumnya, masing-2 lima langkah ke arah yg saling berlawanan. Berhenti sejenak di tengah-2 panggung, Aco menjulurkan lengan bajunya yg tadinya sempat terlipat ke atas. Sedangkan ibu Lela merapikan /mengencankan jilbab yg ujung bawahnya berada/terselip ke dalam kerah/leher bajunya. Tak lupa mengecek ikat pinggang celana panjangnya. Melihat keadaan itu DJ elekton bersiap-siap menyelaraskn nada musiknya dgn gerakan-2 yg akan terjadi selanjutnya. Ibu Lela mulai berjalan melingkar mengitari Aco, mengangkat kedua tangannya ke atas melewati kepala.
“Tak-tak-tak.” Bunyi tepukan tangan ibu Lela mengundang decak kagum & rasa penasaran.
“Pak-pak-pak.” Aco membalasnya dgn hentakan kaki ke lantai dgn jumlah yg sama,
“Chac-chac-chah “ Suara bibir dr DJ berusaha menyelaraskan irama dgn suara tepukan tangan& hentakan kaki. Sebelumnya dia menekan tombol mute agar tak terdengar suara instrument dr dlm elekton. Ketiga suara itu saling bersahutan berkali-kali. DJ nampak keteteran mengikuti tempo pasangan itu yg terbilang cepat. Sesekali suara yg lahir dr bibirnya terdengar agak kacau. Mengakhiri aksinya, Aco melakukan atraksi tunggal.
“Tratattat-tratattat-tratattat-tratattat-tratattat, pak-pak-pak, pak-pak-pak, pak-pak-pak, tratattat, tratattat,tratattat……………………. ….. ….. ….. ……..”. suara hentakan kaki kiri/kanan ke lantai panggung jumlahnya tak terhitung lagi. Kedua microfon yg tercecer di lantai sangat membantu mengirim bunyi hentakan itu mengalir ke pengeras suara.
“Mantap kawan/broo/Aco, mantap ibu guru, kalian memang pantas jadi parner walaupun status & umur jauh berbeda.” Yel-2 dan pujian terdengar dr segala arah, baik yg berada di dlm ruang aula maupun yg ada d luar. Ratusan pasang bola mata berlarian datang menyaksikan aksi tarian tsbt. Mereka yg tadinya ber-asyik-2 di lantai satu, pelataran/ luar aula menyerbu masuk. Namun banyak diantara mereka yg hanya bisa mengintip dr pintu & jendela.
Alunan music terdengar datar, keduanya segera akan menuju ke anti klimaks gerakan dansa tsbt. Diawali dgn gerakan-2 dansa pd umumnya, saling menarik/melempar & memutar tubuh pasangan secara bergantian. Namun Aco lebih mendominasi gerakan-2 yg memerlukan sedikit tenaga extra. Ibu Lela berlari-lari kecil mengitari pasangannya, tanpa melepaskan sepatunya yg memiliki hak sedikit menonjol. Dia melakukan gerakan itu dgn sangat hati-hati, layaknya seorang penari ballet.
Ibu Lela berlari pulang menghampiri Aco, Keduanya saling berpegangan tangan. Melangkah maju & mundur beberapa meter, sambil mengumpulkan tenaga. Melakukan ancang-2 utk mencari stut yg tepat. Ketika moment itu tiba, kedua tangan Aco membuang tubuh ibu Lela melayang ke atas. Tubuh pasangan wanita itu terbang & berputar di atas udara beberapa detik. Sangat lentur berubah ke posisi yg terlentang, laiknya seorang yg sedang melakukan aksi kayang di udara. Terlihat pasrah, tubuh wanita itu akan segera mendarat tanpa berusaha mengatur keseimbangan yg bagus. Kedua kakinya akan jatuh tepat di sisi pinggir panggung, kepalanya akan terjungkal ke lantai bawah/dasar. Dan…, Endingnya…, semua mata tertegun takjub menyaksikan sebuah keajaiban. Tangan kanan Aco tepat menangkap lengan Ibu Lela, sementara tangan kirinya memopong pinggul wanita itu dari dari bawah.
Untuk yg kesekian kalinya suara tepuk tangan, yel-2 dan sanjungan terdengar lagi. Semua yg hadir merasa puas melihat pertunjukan tsbt. Selama ini mereka hanya bisa melihat tarian Flamenko di televisi & film-2. Sekarang mereka bisa menyaksikan tarian itu secara langsung, walaupun tdk sesempurna dgn yg aslinya. Maklum saja, tarian campuran itu hanyalah racikan yg lahir dr tangan dingin ibu Lela. Rumor yg mengatakan klw ibu Lela adalah mantan seorang peraih medali atletik separohnya sdh bisa diyakini.
Esse tdk ketinggalan memberikan yel-2/pujian pd keduanya, tak mau menyangkali klw pertunjukan mereka memang sangat atraktif/berisiko. Suara-2 sumbang terdengar di arahkn padanya, salah-satunya.
“ Sudahlah Esse, kamu sepantasnya mengaku kalah saja, kamu hanyalah parner dari Aco, sedangkan ibu Lela adalah pasangan sekaligus mentor & gurunya Aco.
“ Oke… Sy sgt salut pada kedunya, tdk bisa di pungkiri pertunjukan mereka sangat hebat, sm seperti hadirin semua, sy adalah termasuk orang yg baru pertama kali ini menyaksikan tari flamenco, 1 hal lagi yg membuat sy sgt takjub, Aco tdk pernah memberitahu/memperlihatkan pada sy klw dia bisa berdansa seperti tadi, salut, salut, sy salut pd mereka.”
Para hadirin berbangga hati melihat Esse mengakui kehebatan Aco & ibu Lela. Memberi nilai tambah pd dirinya sbgai seorng yg berpredikat bintang pelajar/belajar. Pak Bayu yg sdh memegang microfon segera akan mengambil alih acara sebagai MC utama. Tapi Esse momohan agar masih di beri sedikit kesempatan uk mengoceh.
“Aco… saya mengakui klw kamu memang memiliki pesona yg sangat kuat bagai magnet, tapi masih ada 1 hal lagi yg perlu kamu benahi, masalah inilah yg membuat kamu gagal menjadi juara di tingkat profensi. Klw sj waktu itu sy berada di sana mendampingimu, mungkin kamu akan menjadi juara yg bs terbang menuju Jakarta.”
Para hadirin penasaran dgn pernyataan Esse, apa gerangan yg di maksud wanita itu. Masaalah apa yg harus dibenahi oleh Aco yg slama ini masih terbenam dlm dirinya. Setelah semua pihak bertanya-tanya akn hal tersebut akhirnya Esse membeberkan kartu As-nya. Setelah mendengar perihal itu, semua yg hadir sepakat utk mengamini. Kali ini giliran Ibu Lela yg berbalik salut pada Esse.
“Kamu memang pintar Esse, sangat jeli mengamati sesuatu, predikat bintang pelajar terlalu pantas untukmu.”
Pak Bayu akhirnya mengambil alih podium, setelah suasana menjadi tenang, giliran si Gobel dipersilahkan naik ke panggung. Sebelum masuk k acara music/istirahat di ingin mengocek perut para hadirin. Dgn aksi tunggal dr si Gobel dia akan menyajikan stand uf comedy.
Di sebuah salon kecantikan para ibu muda melakukan perawatan sambil bercengkrama. Sebuah adegan yg tdk di sangka-2 terpampang d depan mata. Motor metic Yamaha sporty berhenti d parkiran depan. Seorang wanita yg di bonceng turun dr motor, kaca depan helmnya tdk tertutup dgn rapi. Dari kejauhan sdh bisa di tebak klw dia adalah Esse. Para calon ibu-ibu muda itu berharap klw lelaki yg membonceng itu adalah Aco. Setelah di dalam ruangan pria itu membuka helmnya. Senyum khas yg dia miliki segera di pamerkn pd seisi ruangan. Hampir saja para wanita-2 itu menyerbu & memeluk Aco, namun mereka sgera tersadar bahwa mereka bukan ABG lagi. Ibu-2 muda itu hanya bisa menyalami tangan Aco sambil melancarkan jurus andalannya. Ada yg secara terang-2an menampakkan perilaku itu, namun ada jg yg secara diam-2 malu-2 kucing. Hal itu terbaca dr raut wajah dan body gesture masing dr mereka.
Aco melangkah maju menuju ruangan/meja ibu pemilik salon. Selama ini wanita tsbt salah satu pihak yg telah banyak membantu/menjalin kerja sm dgn Aco&Esse. Esse memilih duduk bercampur dgn Ibu-ibu tersebut.
“Kamu berhasil nggak melancarkan jurus mu?” Tanya seorang wanita itu pd temannya.
“ Iyaaalah… tdk sulit kan… cuman menelan aja.” Jwb salah seorang diantara mereka.
“Klw kamu.” Pertanyaan yg sm diarahkn k wanita yg lain.
“Gakk, sy lagi KB, percuma.” Wanita itu menggeleng dongkol.
“Klw kamu..?”
“Sdh pasti dong, klw saya.., sy justru pake jurus yg paling abdal, ketika bersalaman tadi, sy sertakan niat/doa, bahkn sempat baca sholawat, kemudian sy menelannya, sy adalah calon ibu yg paling beruntung d dunia, semoga bayi yg sy ngidam kan akan terlahir seperti Aco.” Mendengar pengakuan itu semua penghuni salon tertawa geli. Termasuk Esse yg sedang bergabung dgn mereka.
“Sayalah ibu yg paling beruntung karena sedang mengalami bunting berat, sejak sy mulai mengidam sampai sekarang, sy sdh sering meng-elus-2 perutku dgn foto/gambar Aco yg tersimpan d dlm Androidku, menurut hasil USG, anak yg berada dlm kandunganku seorang bayi laki-2, pasti mirip dgn Aco.” Seorang wanita muda yg sedang melakukan perawatan rambut ikut ambil bicara.
“Perkiraan kamu kemungkinan besar akan meleset/salah. Itu karena wajah anak kamu sdh terbentuk, sblm kamu mengenal Aco lebih dalam lagi, anak kamu pasti akan mirip dgn ayahnya yg kaya-raya itu.” Wanita yg sedang mengidam berusaha utk ngotot.
“Tunggu saja lagi, dia akan segera keluar dr ruangan itu, kami datang ke sini cuman utk pamitan pd ibu Ririn, besok lusa kami akn segera ke Makassar utk mendaftar kuliah.” Sambil tersenyum geli Esse melangkah masuk menyusul Aco.
Tak selang beberapa lama Aco keluar dr ruangan itu diikuti Esse & ibu Ririn. Bersamaan itu pula para ibu-2 muda tersebut mengarahkan senyumnya pada Aco. Tanpa sembunyi/malu-2 lagi masing-2 diantara mereka segera melancarkan aksinya, tdk ketinggalan beberapa ibu-ibu yg sedang melakukan perawatan. Ketika Aco sedang berada di dekat mereka, tanpa ada yg memberikan aba-2, para wanita itu ber-lomba2 menelan air liur sebanyak-2nya. Penuh harap, klw mereka melahirkan/memiliki anak lelaki, akan mewarisi pesona/ketampanan seperti Aco.
-bersambung ke Aco-2-
Tidak ada komentar :
Posting Komentar