Ayo bergabung dlm komunitas
TABAROO BERCERITA
MADE IN KOREA
ACO-2
“Dipilih-dipilih-dipilih..,
bu..,mba’.., ade-2.., silahkan dipilih pak! barang yg kami jual d sini asli
dari Korea, peralatan elektronik, perkakas dapur/rumah tangga, ramuan
kecantikan/ pelangsing tubuh dan berbagai macam peralatan alternatif utk
melancarkan metabolisme tubuh ataw cara membakar& mengeluarkan racun dari
dlm badan.” Wanita cantik nan muda menawarkan berbagai macam produk dr negri
Ginseng. Mereka mengaku sebagai pemegang hak jual berbagai macam produk dari Korea
yg belum dijual bebas secara umum di pasaran.
Aco berjalan
menghampiri stand store yg berada di lantai 1 di gedung itu. Wanita cantik yg
yg menjadi Ikon penjual di stand store…. Itu menyambut Aco dgn senyum yg sangat
ramah. Sempat menanyakan perihal produk yg akan diminati oleh pelanggannya. Aco
merespon penawaran itu dgn acuh, tapi justru mengembangkan senyum lebarnya dan
terus mendekat k arah wanita tersebut.
Pd awalnya wanita itu kelihatan rada ragu-2. Tapi akhirnya dia menjadi semakin
yakin klw anak muda yg sedang berdiri d
depannya adalah Aco. Wanita itu segera
terjun bebas ke dlm dekapan anak muda tsbt, membiarkn dirinya terhempas jatuh ke
dlm dada Aco yg bidang. Dia memberikan sambutan yg sangat hangat pd Aco.
“Hei, gan setan apa yg membawamu datang k sini?”
teng.., tak ada tungku tanpa api tiada asap yg terlihat,
“Tumbenan aja,
atw, mungkin takdir yg mempertemukan kita berdua, apapun itu mudah-2an akn membawa
keberuntungan tesendiri bagi kita & jg utk org banyak.” Aco memberikn
jawaban yg polos.
“Waduhhh, sorry
banget Co’, sy lagi kerja nich, sy berharap km mo tunggu saya sampai jam
istirahat nanti, sy mo ngobrol ttg banyak hal sm kamu. ” Sebelum Aco meninggalkan
stand store wanita cantik itu tdk lupa memperkenalkan Aco pd atasannya yg
berdiri d sampingnya.
Aco
sangat terkesan dgn berbagai cerita yg di paparkan Windi pd dirinya. Wanita yg
pernah di kenal ketika mengikuti ajang pemuda/cover boy sul-sel-bar. Salah
seorang anggota tim kreatif /panitia pd ajang tersebut. Melalui pemaparan Windi,
Aco menjadi tahu klw kantor t4 Windi
bekerja, turut ambil bahagian sbgai sponsor di ajang tersebut. Karena produk yg
mereka jual berkolerasi ttg hal kecantikan & kesehatan. Pd iven itu Windi
sering terjun langsung mendandani wajah-wajah para peserta dr berbagai daerah
termasuk Aco. Tdk pernah memberikn pelayanan yg berbeda-beda pd para peserta.
Semuanya dilayani secara professional berdasarkan keperluan. Sang juara akan
ditentukan oleh para juri berdasarkan penilaian yg obyektif, bkn pesan dr
sponsor. Siapapun juaranya pasti akan membawa keberuntungan pd pihak perusahaan
mereka. Baik yg berparas asli Melayu, Caines/Korea atw campuran, asalkan jgn
terlalu ke Bule-bulean ataw Arab. Krn ajang ini lebih mengarah pd pencarian
bibit yg tumbuh/dihasilkan di Asia.
Pd hari pertama
tampil d dpn umum Aco hanya diberi kepercayaan sbgai pelayan ataw konsultan
pelanggan. Di hari Sabtu & minggu berikutnya Aco sdh bercuap-cuap sbgai ……
mendampingi Windi. Karena sdh terbiasa tampil sebagai MC d depan khalayak, Aco
sgt menikmati pekerjaan itu. Pesan dari manejer & para senior tdk boleh dilupakan,
focus pd produk & menarik/melayani pelanggan sebanyak-banyaknya. Klwpun
sekarang para pelanggan blm sempat utk membeli produk, setidak-tidaknya mereka sdh bisa
mengenal produk tsbt. Pada akhirnya mereka akn datang sendiri atw memesan
melalui telepon shopping, Tapi Aco mempunyai misi khusus yg dibebankan
kepadanya, menyasar pelanggan wanita muda yg lebih banyak berhubungan dgn dunia
fashion & kecantikan.
“ Warna kulit yg
mba’ miliki sdh cukup putih, bahkn sdh terlalu putih, ketika warna kulit asli
mba’ kelihatan tanpa polesan bedak/fondasion, maka warna kulit mba’ akan
kelihatan pucat tdk memancarkan cahaya, seperti warna kapas/kertas, itu karena
mba’ memiliki kulit ari-2 yg agak tebal dibanding dgn kulit yg biasa pd
umumnya, tapi mba’ termasuk wanita yg beruntung dr pada wanita yg memiliki
kulit wajah yg tipis, menyerupai kulit
cecak yg bisa tembus oleh sinar cahaya lampu, urat & tulangnya kelihatan
dari luar.”
“Yang benar ahh,
kok…bisa begitu sih.., jd! jenis kulit yg sy miliki kayak topeng monyet dong.”
Wanita pelanggan agak terpojok setelah mendegar penjelasan dr Aco.
“Lebih parah lagi
klw mba mengoleskan lipstic yg tebal d bibir & melukis alis secara hitam/pekat,
wajah mba’ akan serupa dgn penari Topeng Betawi, jgn tersinggung mba’ cuman
sbgai perbandingan sj, sebaiknya kita
cek dulu saja.., melalui alat detector.., supaya kita bisa mengetahui hasilnya lalu
kita menarik kesimpulan, ttg jenis kulit yg mba’ punya?” Aco menempelkan ujung
alat detector pd kulit wajah wanita itu dan menampakkan hasil sorotannya
melalui monitor computer. Kemudian Mempersilahkan wanita tersbt membanding dgn beberapa
jenis-2 kulit yg terpampang di monitor computer & kertas pamplet/brosur.
Akhirnya pelanggan tersebut merasa lebih yakin & melanjutkan konsultasi ke
tahap yg lebih deteil.
“Kami memilki
jenis produk yg bermacam-2, termasuk jenis produk yg tepat utk mengatasi
problem jenis kulit yg seperti punya mba’, tidak sesulit yg mba’ bayangkan,
mba’ hanya perlu mengoleskannya secara tipis & berkala/teratur supaya
cahaya bisa sedikit bersinar dr wajah mba’ , tapi mba’harus berhati-2 jgn
sampai berlebihan, karena bisa merubah warna kulit mba’ menjadi tipis sebening
kulit cecak.”
“Berhenti dong
memanggil saya dgn sebutan mba’ sy punya nama yg bagus kok.., panggil sy dgn
Ani, tapi jgn ditambahin dgn sebutan bu Ani, walaupun sy sdh bekerja tp sy
masih aktif kuliah.” Pelanggan itu mulai GR terhadap Aco, merubah posisi
duduknya lebih dekat lg ke arah Aco. Tanpa ditanya dia sdh memperkenalkan
namanya, Mendengar nama Ani disebut, Aco segera menyapanya.
“Mba’ Ani..,
maaf, maksud saya, nona Ani.., produk ini asli dr Korea sehingga namanya jg
berbahasa Korea yg artinya, kulit yg memancarkn cahaya yg lembut, pd logonya jg
ada terlihat gambar matahari pagi yg bisa diterjemahkan sebagai cahaya matahari
pagi yg lembut, klw d negri kita lebih sering dianalogikan dgn sebutan seputih kulit langsat yg sdh matang. ”
Luar biasa, Aco bisa menjelaskan nama produk itu pd Ani. Bahkan bisa menjelaskan
komposisi dr produk tersebut serta fungsinya
masing-2.
“Semua komposisi
tsbt diracik menjadi 1 secara alami/herbal, sgt aman dipergunakan tanpa
menimbulkn efek samping.” Aco menambahkan lagi promosinya.
Transaksi
berjalan lancar/mulus, formulir data-2 diri ttg Ani terisi sudah. Dia bahkan
rela memberikan no HP yg bersifat sangat pribadi pada Aco. Satu jenis produk
berhasil terjual dr tangan Aco, disusul dgn roduk-2 yg lain dgn pelanggan yg
lain pula.
Terlepas dari
semerter 3 Aco sdh mulai membuka diri dgn dunia luar. Hari Sabtu & Minggu
Aco menyibukkan diri bersama Windi &
rekan-2 lainnya di Mall-2 yg ada di kota Makassar. Minggu kemarin d Mall Ratu
Indah sekarang d Carrefour minggu besok d Mall Trans Studio. Kesempatan utk
ngasok cuman ada pd waktu di mlm hari serta di sela-2 jam kuliah. Suatu hari
dari pihak perusahaan mereka mengadakan talk show secara live di tv. Windi & Aco muncul sbgai pembantu
umum saja. Sebatas memamerkan produk di depan camera/ penonton yg hadir d
studio, senantiasa tersenyum ramah selama acara berlangsung. Sedangkan yg
memandu/MC dr acara tersebut adalah seorang wanita yg levelnya sangat jauh lebih
di atas drpd Windi. Manajer kantor berada di sampingnya sebagai orang yg lebih
paham secara detail dr berbagai produk yg di pasarkan.
Wanita
MC itu wajahnya sdh tdk terlalu asing pagi Aco. Sering muncul di acara tv-2
lokal kota Makassar. Menjadi ikon diberbagai produk dr Korea yg dipasarkan
melalui program TV shopping. Windi menjelaskan lebih dalam mengenai wanita MC/host
tst pd Aco.
“
Dia adalah seorang yg sdh menyandang prestasi sbgai artis di kota Makassar ini,
sdh sgt sering tampil beberapa sinetron local, menjadi
model, bahkan bisa berperan sbgi vokalis menyanyikan music daerah atw lagu-2
pop terkini, tergolong artis yg multi talenta, melalui pertimbangan tsbt pihak
kantor pusat/induk (Lejel) mengikat kontrak dgnnya, dia mendapat bayaran sbgai
seorang artis professional atw selebrity.” Aco melongo sperti orang yg tolol
mendengar penjelasan itu, garuk-2 kepala sambil tesenyum bego’. D dlm hati,
suatu saat mungkinkah dia akan bisa menjadi seperti wanita itu.
“Kamu
lagi GR yahhh.” Windi sedikit menggoda Aco.
“Klw
kamu mo jadi seperti dia, kamu harus mjd artis terlebih dahulu, jgn cuman bermimpi,
kamu harus lebih giat lagi mengikuti casting/audisi, sekarang kamu sdh bs jd
piguran/amatiran di acara ini, sedangkan para senior masih ada yg belum pernah
kesorot camera 1xpun, klw dr segi
talenta & tampang, kamu sdh memenuhi syarat, tapi level kamu masih belum
memiliki kelas, klw terus-2san seperti ini km hanya akan menjadi tenaga seles,
akan usang termakan umur.” Secara suka-rela Windi memberikan masukan-masukan yg
insfiratif.
“Kayak
kamu ? seumur-2 menjadi seles.” Aco menanggapinya dgn candaan.
“Selama kantor ini masih membutuhkan tenaga
saya, sy akan tetap menjadi bahagian dr
mereka, bekerja dgn semua tim utk tetap bisa menjual produk ke seluruh pelosok
kota Makassar/ sul-sel, Acooo.., sy itu sdh umuran, sy sdh memiliki
keluarga/tanggung jawab, karena itu sy hrs tetap bekerja, bersama pak manejer/suami
sy.”
Aco
galau memikirkan problem pekerjaan yg sedang digeluti. Penjelasan/ serta
masukan-2kan yg diterima dr Windi membuatnya kehilangan focus. Bukannya menjadi
motivasi tapi Aco justru kelebihan konsentrasi. Mengkhayalkan masa depan yg
macam apa? Menjalani profesi yg bagaimana? Mengarahkan hidup ke arah yg mana. Casting
ke sana-sini blm pernah berhasil mendapat peran yg lumayan, hanya sekedar
menjadi figuran semata.
“Jgn
terlalu di bawa ke pikiran, jalani saja seperti air yg teduh/tenang, tapi kamu
harus tetap berusaha utk menjadi yg terbaik, harus tetap menomor satukan masaalah
kuliah, jgn sampai kerjaan gak dapat, kuliah terbengkalai, lihat…, lihatlah
permukaan air laut itu, dr kejauhan kelihatan sgt teduh &tenang, tapi di
dlm sana tetap menggolora siap menerjang, menghasilkan deburan ombak, bahkan
bisa meluap mendatangkan banjir/tsunami.” Sdh menjadi sifat dasar Esse memberikan
masukan-2an yg fositif ketika Aco datang
curhat pd dirinya.
“Sy
sdh pernah hampir mendapatkn peran yg cukup lumayan, menjadi pembantu utama dlm
sebuah sinetron local, tapi ketika sy dipertemukan dgn Sutradaranya, dia malah
mencoret nama saya, dgn alasan klw tinggi badan sy masih kurang, padahal sy
adalah seorang penjaga gawang di kesebelasan, drama itu bercerita ttg seorang
pemuda aktif dlm group anak-2 basket, yg akan mendampinginya menjadi pemeran
pembantu, postur tubuhnya harus tinggi-tinggi banget.” Aco masih curhat.
“Hari
Sabtu &Minggu besok akan diadakan Bazaar di Hotel……. Saya diajak teman-2 dr
komunitas Hijab/Jilbab utk ikut meramaikan acara tersebut, mengenakan busana
muslimah salah-satu diantaranya karya Dian Pelangi, separoh dr hasil
pembeliannya akan disumbangkan kepengungsi Rohingya para manusia perahu dr
Myanmar, itung-2… buat amal, siapa tau aja ada sponsor dr pihak lain yg
melirikkan matanya kepada kamu.”
“Memangnya
ada buat cowok, ada honornya gak? buat pembeli pulsa” Sambil mengunyah pisang epek Aco bertanya pd Esse.
“Iyalah…
pake busana gamis, koko, sarung, kopiah.., yang serba-serba Islami itu.., kamu
harus bisa menyesuaikan diri, seorang Model hrs menjadi seorang yg serba bisa
klw sedang berlenggok-lenggok d atas panggung, walaupun yg aslinya, sholat 5
wkt kamu masih bolong-2, utk urusan honor sedikit-2 adalah.., dpt cemilan,
gratis makan malam serta dpt ongkos
taksi buat pulang-pergi, drpd kamu trus-trusan mnjd sales produk dr negri
Korea, skali-2 kamu hrs menjual produk buatan dr dlm negri sendiri, ngomong-2
rasa pisang epek ini sangat khas,
ditaburi kelapa parut campur cairan gula merah mengingatkan aku pada nenekku di
kampong.” Rasa manis dr jajanan ringan itu menjadi takjilan khas puasa
Senin/Kamis gadis alim tsbt. Esse truss membujuk-rayu Aco agar mo
berpartisipasi.
Tidak
ada yg tersimpan sebagai rahasia ke pada Aco. Secara blak-blakan Windi membuka
semua trik-trik pribadinya. Sejak dulu & sampai sekarang Windi merupakan seorang
maniak terhdp segala sesuatu yg berbau
Korea. Musik, drama korea, tehgnologi,
permak wajah/kulit, begitu pula dgn panorama alam negri Korea yg sdh pernah
dilihatnya secara langsung. Bersama dgn suaminya/Manajer kantor mendapat
kesempatan emas uk berkunjung ke Korea. Dari pihak perusahaan induk/mitra (lejel)
memilih keduanya utk diberangkatkan sekaligus sebagai tim studi banding yg
bertepatan pd saat bulan madu mereka.
Pada
awalnya Windi masuk bekerja ke perusahaan itu sebagai tenaga sales yg
menjajakan produk dr pintu k pintu. Sejalan dgn semakin berkembangnya
perusahaan, Windi berubah status menjadi SPG. Status itu masih tetap dijalani
sampai sekarang, namun sedikit agak santai dibanding thn-2 kemarin, seblm
menjadi istri pak manajer. Bedanya, dia & suaminya hrs lebih giat melakukan
strategi penjualan di Mall, di tv-2 & d t4 terbuka lainnya yg bisa bertemu secara
langsung dgn para calon pelanggan/pembeli. Beberapa thn yg lalu Windi dinobatkn
sebagai SPG terbaik d kantornya. Sejak itu pula mdpat iming-2 utk melakukan
permak wajah d negri ginseng. Rencana demi rencana hanya sebatas angan belaka. Walau
sdh sekian lama dipromosikan, tapi impian itu tdk pernah terwujud. Janji-2
manis dari pihak kantor tak kunjung tiba. Yg datang justru lamaran menikah dr
pak Manajer. Alhasil Windi melakukan semua impiannya di dlm negri, melalui
dokter ahli bedah plastic dr negri sendiri/ Makassar.
“Hidung
agak dimancungin & dibuat jadi kecil, karena hidung asli sy kurang mancung
&nampak bangir, dagu sedikit ditarik keluar, beberapa buah gigi asli dicabutin
diganti dgn gigi palsu, klw dulu sy pernah mengenakan buah dada dr silicon, tp
karena pernah terjadi iritasi atw sejenis cairan yg sering keluar dr putingnya,
terpaksa harus di angkat lagi sebelum terjadi infeksi lebih lanjut.” Melalui
android miliknya Windi mempertontonkan foto-2 kenangan kepd Aco. Pemuda itu menanggapinya
dgn perasaan geli & candaan.
“Pantasan
aja..., klw lg adegan/atraksi masak-memasak, kamu sering menjaga jarak dgn
kompor gas/api, kulit wajah kamu sgt sensitive, bisa meleleh tuh…
plastiknya.” Aco memamerkn tawa kecilnya
pd Windi.
Mendengar
olokan Aco, wanita itu cengengesan, memperlihatkan barisan giginya yg tertata
rapi.
“Ongkos
permak wajah& perawatan kecantikan/kulit sdh mencapai ratusan juta, karena
itulah sy harus bekerja mati-matian atw mengabdikan diri pada kantor secara
total. Mereka sdh banyak membantu dlm segi materi &moral, saya tdk rela
mengecewakan manajer kantor/suami sy pd perusahaan.” Sekarang Aco sdh bisa maklumi ttg
perilaku Windi yg selama ini truss bersemangat berjualan di mana &kpn saja.
“Saya
akan membantumu memberitahu pihak kantor mengenai salah-satu factor yg membuat
kamu pernah gagal audisi, di Korea itu banyak hal yg bisa terjadi di luar prediksi
orang awam, tinggi badan yg sekarang kamu miliki bisa ditambah sekitar 3-5 cm
lagi, melalui metode oporasi, tulang yg ada di pergelangan kakimu/di atas mata
kaki akan ditarik menjadi lebih panjang, klw oporasinya berhasil, tinggi badan
kamu akan melebihi 175 cm, kamu akan memjadi pemuda yg hampir sempurna, bentuk
body dapat, wajah tampan & memiliki talenta.”
“Lalu..?
ongkos oporasi & biaya perjalanan.., dpt dari mana..?” Aco semakin blo’on menanggapi.
“Jangan
GR dulu … seperti yg sy sdh jelaskn tadi, km harus menjadi tenaga sales yg
terbaik di kantor kita, selanjutnya kamu akan direkomendasikn k kantor pusat
atw kantor mitra yg sgt terkenal itu dgn nama Lejel Home Shopping, dan..,
penilaian akhir akan diputuskn oleh
mereka, kamu layak atw tidak utk diberangkatkn ke Korea.”
Mendengar
semua itu Aco bertambah kelihatan lebih bego’, ter-senyum-2 sendiri.
“Wah…,
GR lagi.., payah…deh,,, jln yg hrs kamu tempuh msh terlalu jauh, tp sy sgt
mendukung kamu, seperti yg sdh sering sy katakan, talenta punya, tampang oke,
semangat kerja boleh…, mudah-2an saja hoki/nasib kamu akan turut mendukung,
sehingga bisa membawa kamu naik k level yg lebih tinggi lagi.” Aco menjadi
semakin lebih GR.
Utk mewujudkn cita-2nya Aco semakin giat
berkeliling menjual produk. Bukan hanya sebatas d kota Makassar tp sdh merambah
ke daerah-daerah. Berawal hanya d sekitar Pangkep, Maros, Goa & daerah-2
terdekat lainnya. Ketika Windi & Manejer mengajaknya ke polosok-2 yg lebih
jauh lagi, Aco tdk kuasa & tdk berusaha utk menolak. Kuliah jd terbengkalai
berada diproritas ke 2. Pada semester ke 5 nilainya sgt anjlok, bahkan beberapa
mata kuliah tdk lolos/hrs mengulang. Liburan semester Aco tdk menampakkan
batang hidungnya d kampong. Esse yg prihatin dgn kondisi tsbt merasa perlu utk
turun tangan. Sebelum Ibunya Aco datang kepadanya dia berinisiatif
mengunjunginya terlebih dahulu. Menceritakan banyak hal ttg masaalah yg sedang
menimpa Aco.
Bareng
putra ke 2(adiknya Aco) Ibunda Aco segera berangkat k Makassar. Menjelang pagi
hari yg cerah dia tiba d kota tsbt. Langsung menuju dan mengetuk pintu asrama
putra yg berada di Jalan Kijang. Beberapa Mahasiswa yg tdk sempat pulang
kampong menyambut kedatangannya. Menjelang sore hari ssdh waktu Sholat Ashar
Aco pulang ke Asrama & menemui ibunya, bersimpuh dan bersujut di hadapan
ibundanya. Pertemuan itu berlangsung cukup haru & sangat bahagia. Aco nampak
cuek tdk menampakkan sikap bersalahnya. Tapi hati seorang Ibu (orang tua) yg
sdh sekian banyak makan asam garam ttg kehidupan tdk segampang itu utk di
bohongi. Suara hatinya terbaca dr tatapan mata Aco yg sedikit sendu/hampa &
berkaca-kaca. Klw dia sedang dirundung kegalauan yg cukup dasyat. Sebelum mereka
melakukan shering lebih jauh lagi, ibunya menyuruh Aco agar mendirikn Sholat
Ashar terlebih dahulu. Mandi sore, sholat Magrib/Isya, makan malam lalu
beristirahat.
Keesokan
pagi ketiganya menuju ke Mall Ratu Indah, sebuah Mall yg terdekat dr t4 tinggal
mereka. Memerlukan waktu hanya beberapa menit beralan kaki, tapi mereka memilih
bersantai dgn nak becak. Memesan 3 porsi minuman hangat dan beberapa potong
donat. Ibu & adik lelaki memilih coklat-susu hangat sedangkan Aco ingin
menyegarkan dirinya dgn kopi-susu. Dua-tiga x teguk serta melahap sepotong kue
donat adik lelaki Aco beranjak dr kursinya. Berkeliling mencuci mata ke seluruh
penjuru Mall.
“Hati-2
Soi.., buling kaloako makka (jgn sampai kesasar), keadaannya tdk sama dgn thn-2
kemarin, banyak ruangan di dlm Mall ini yg mengalami rehab total.”
“Pea’-pea
oo na’ labuling, bebe! (memangnya saya anak kecil).” Soi tdk semudah itu
menerima ledekan dr kakaknya yg menyudutkannya sbagai anak dr kampung.
“
Setinggi-2 nya karir yg ingin kau kejar, pendidikan harus tetap berada di
urutan teratas, seandainya ada orang (perusahaan) yg ingin menawarkan kontrak
kerja dgn harga yg berjuta-2, nilai ekonominya terbilang sangat tinggi, angap
saja semua itu hanya utk kesenangan yg sementara. Ujung dr perjalanan kamu di
kota ini adalah utk menyelesaikan study kamu, meraih sarjana pada jurusan
komunikasi ….sesuai cita-2 mu, selama kamu masih duduk di bangku kuliah selama
itu pula kamu masih berada dlm pengawasan & tanggung-jawab kami sebagai
orang tua.” Ibunda membuka pembicaraan ke arah yg serius.
“Tdk
ada yg tertutupi ttg keadaanmu belakangan ini, semua teman-2 mu di kampong
menyampaikan cerita dgn versi yg sm, terutama Esse parnert kamu ketika masih di
SMa dulu, sgt prihatin melihat kondisi kamu, sering bolos kuliah, nyales sampe
ke mana-mana, bahkan bepergian ke luar daerah agar bisa menjadi SPB (sales
promosin boy) yg terbaik, memiliki mimpi atw cita-2 yg agak aneh/nyeleneh,
umurmu masih tergolong muda nak.., peluang tubuh kamu utk bisa bertambah tinggi
masih terbuka, asalkan kamu menjalani hidup yg normal, makan & olah raga yg
teratur, ibu memang sangat bangga klw saja kamu bisa sampai pd prestasi/level
yg tinggi.., & ibu akan lebih bangga lagi seandainya kamu bisa lolos
menjadi artis/selebriti, tapi bkn dgn cara yg tdk wajar seperti ini,
mengorbankan pendidikan/kuliahmu.” Aco memilih diam seribu-bahasa, tdk mo
menjadikan keadaan menjadi ribut. Beberapa orang pengunjung sempat melirik ke arah
mereka. Diantara para pekerja mengembangkan senyum pd Aco. Mereka cukup
mengenal wajah Aco yg biasa mjd tenaga pemasaran stand store di Mall tersebut.
“Bayangkan
nak ! klw sja proses oporasi itu gagal atw bermasalah, untung-2 klw pergelangan
kakimu hanya akan mengalami infeksi, tapai klw diamputasi, lalu kamu harus
berjalan dgn bantuan tongkat, kaki palsu atawww… kursi roda…, para
dokter-dokter itu bisa saja akn memasukkan besi inplant ke dlm pergelangan
kakimu, sehingga kamu akan rentan menderita rematik, keram/ngilu, hal itu akan
menjadi alasan bagi mu utk ber-malas-2 mengambil air wudhu pd waktu subuh.”
Ibunda meneguk coklat hangat & menikmati kue donat beberapa kali gigitan.
“Nilai kamu sangat anjlok nak, ada beberapa
mata kuliah yg tdk lolos, bahkan mata kuliah prioritas/jurusan kamu hanya
mendapat nilai C, sebaiknya mata kuliah itu diulangi saja, jgn biarkn nilai C itu
mencemari ijasah kamu nanti, akan sangat mengganggu bila kamu akn melamar suatu
pekerjaan, kamu cukup handal atw punya talenta dlm berkomuikasi d dpn umum, km
bs melamar ke bank-bank, hotel-hotel, kantor-2 yg bergerak di bidang jasa &
berbagai macam kantor-2 lain yg berhubungan dgn interaksi antara manusia, kamu
bahkan bisa melamar jd presenter, tapi kalaw nilai mata kuliah komukasi hanya
mendapat nilai C, kamu hanya akan berada d proritas ke 3 atw ke 4, sgt
sulit utk bs lolos seleksi, persaingan
semakin ketat diantara para pencari kerja.” Aco tetap diam seribu bahasa, kue donat
yg terlumuri gula putih halus nan tebal terasa hambar d mulutnya, kopi-susu
hangat yg tadinya sgt nikmat menjadi dingin membeku di ujung lidahnya. Potongan
donat sisa gigitannya disodorkan ke hadapan ibunda.
“Ibu
bukannya mow membandingkan kamu dgn Esse, anak itu punya segalanya, cantik, pintar,
alim & berbagai macam bakat lainnya, tapi dia tetap tenang menjalani &
mengejar cita-2nya, sangat cerdik mensiasati cara utk mengejar impiannya,
memilih kuliah d akademi parawisata dgn jurusan pramugari & travel, klw
saja suatu saat dia berhasil menjadi pramugari di salah-satu perusahaan
penerbangan, dia bermimpi agar bisa masuk belajar di akademi kepilotan, langkah
demi langkah dia akan terus maju menggapai cita-2nya agar kelak dia bisa
menjadi seorang pilot pesawat terbang wanita yg berjilbab, dia sadar betul,
kalaw peluangnya sangat tipis utk bisa lolos bila mendaftar secara langsung d
akademi penerbagan, karena persaingan yg terlalu ketat, pelamar berjubel begitu
banyak, yg akan diterima hanya 1 kelas saja dlm 1 angkatan, level para pelamar
pd umumnya hampir setara & masing-masing mengaku memiliki koneksi orang
dalam, sedangkan Esse hanya mengandalkan kepolosannya semata, selain itu, onkos
uk menempuh pendidikan d sana sangat mahal, harus membutuhkan bantuan dr pihak
sponsor.” Aco menarik/menghembuskan napasnya secara dalam &panjang.
Kembali
menjadi remaja putra yg penuh ceria & semangat. Bercanda ria bersama-sama
teman di kampong. Bermain sepak bola bebas di lapangan bersama-sama para atlet
dr berbagai kalangan. Seperti Aco yg dulu sewaktu masih duduk d bangku SMA, ketika
berada di tempat-2 umum di kota masamba Aco masih tetap memiliki pesona yg
sangat tinggi. Lambaian tangan, kecupan jarak jauh, panggilan & godaan dr
para remaja putri terdengar manja menusuk-masuk ke telinga Aco. Membantu
ayahanda di bengkel membetulkan motor-motor yg mengalami rusak ringan. Tak
pelak lagi, para pelanggan cewek melimpah ruah ke bengkel ayahnya. Banyak
diantara mereka yg datang hanya sekedar iseng mow tambah angin utk ban motornya
yg sebenarnya tdk kempes, mengencangkan rante motor yg blm kendor, mengganti
oli mesin yg masih baru. Karyawan benkel bengkel berembira memungti oli tersbt
& menjuanya kembali dgn harga miring. Pelanggan yg dating, hampir semuanya mengajak
Aco utk melakukan selfie bersama.
Pada
malam minggu Aco berpamitan pd kedua orang-tuanya. Bus penumpang Bintang Marwah
berhenti tepat di hadapan rumah t4 Aco & keluarganya menunggu. Sedangkan Esse
menunggu di perwakilan bus d kota Masamba. Pukul 11.00 malam laju bus sdh keluar
dr kawasan sona Luwu Raya. Esse terjaga dr tidurnya, membetulkan posisi badan
& merapikan bantal serta selimut, agar tubuhnya merapat/melekat nyaman ke
dalam jok mobil. Utk yg kesekian kalinya dia bersiap-siap melanjutkan lagi
tidurnya.
“
Esse.., ketika acara perpisahan di SMA dulu kamu pernah mengatakan bahwa masih
ada satu hal yg masih tersimpan/terpendam secara mubassir di dlm diriku, sehingga sy belum bisa memiliki
daya tarik yg maksimal. Sampai sekarang
aku belum pernah berusaha membuka tabir tersebut, bantuin saya dong…, agar saya
bisa membuka tabir rahasia itu, dgn terbukanya tirai tsbt mungkin bisa membantu
sy dlm menentukan karir yg cucok dgn jati diri saya.” Antara tidur &
tersadar Aco mengigau yg terdengar agak lucu& geli d telinga Esse.
“Uuuaaaaaaaaaap..,
astagfirulllllahhhhhhhuladhimmmm.” Esse menutupkan telapak tangan kanan ke mulutnya yg sedang
termangap karena ngantuk. Sebelum dia melanjutkan tidurnya lagi, dia
menyempatkan diri mengomentari ngigauan Aco.
“Utk
membuka tabir/tirai aura dari dlm
diri seseorang bukan hanya sebatas dipelajari semata, tapi harus melakukan
latihan secara konsisten, di awali dgn menarik & menghembuskan napas secara
teratur, saling menyelaraskan antara fikiran, hati serta fisik. Pesona ibarat magnet yg dimiliki seseorang
yg punya daya tarik/pikat yg tinggi, sedangkan aura merupakan sesuatu yg terpancar dari dalam diri seseorang, yg tdk
terlihat dgn mata biasa, tp bias/sinarnya bisa terasa dgn mata hati.”
-Tamat-
Tidak ada komentar :
Posting Komentar