Kamis, 20 Oktober 2016

MADE IN KOREA / "ACO 2"



Ayo bergabung dlm komunitas TABAROO BERCERITA
Sebuah Cerpen lanjutan by Yahya Moo.
Untuk segala umur.
                                                              MADE  IN  KOREA 
                                                                                                                 ACO-2  
“Dipilih-dipilih-dipilih.., bu..,mba’.., ade-2.., silahkan dipilih pak! barang yg kami jual d sini asli dari Korea, peralatan elektronik, perkakas dapur/rumah tangga, ramuan kecantikan/ pelangsing tubuh dan berbagai macam peralatan alternatif utk melancarkan metabolisme tubuh ataw cara membakar& mengeluarkan racun dari dlm badan.” Wanita cantik nan muda menawarkan berbagai macam produk dr negri Ginseng. Mereka mengaku sebagai pemegang hak jual berbagai macam produk dari Korea yg belum dijual bebas secara umum di pasaran.
Aco berjalan menghampiri stand store yg berada di lantai 1 di gedung itu. Wanita cantik yg yg menjadi Ikon penjual di stand store…. Itu menyambut Aco dgn senyum yg sangat ramah. Sempat menanyakan perihal produk yg akan diminati oleh pelanggannya. Aco merespon penawaran itu dgn acuh, tapi justru mengembangkan senyum lebarnya dan terus mendekat k arah  wanita tersebut. Pd awalnya wanita itu kelihatan rada ragu-2. Tapi akhirnya dia menjadi semakin yakin klw  anak muda yg sedang berdiri d depannya adalah Aco.  Wanita itu segera terjun bebas ke dlm dekapan anak muda tsbt, membiarkn dirinya terhempas jatuh ke dlm dada Aco yg bidang. Dia memberikan sambutan yg sangat hangat pd Aco.
“Hei, gan setan apa yg membawamu datang k sini?”

teng.., tak ada tungku tanpa api tiada asap yg terlihat,
“Tumbenan aja, atw, mungkin takdir yg mempertemukan kita berdua, apapun itu mudah-2an akn membawa keberuntungan tesendiri bagi kita & jg utk org banyak.” Aco memberikn jawaban yg polos.
“Waduhhh, sorry banget Co’, sy lagi kerja nich, sy berharap km mo tunggu saya sampai jam istirahat nanti, sy mo ngobrol ttg banyak hal sm kamu. ” Sebelum Aco meninggalkan stand store wanita cantik itu tdk lupa memperkenalkan Aco pd atasannya yg berdiri d sampingnya.
   Aco sangat terkesan dgn berbagai cerita yg di paparkan Windi pd dirinya. Wanita yg pernah di kenal ketika mengikuti ajang pemuda/cover boy sul-sel-bar. Salah seorang anggota tim kreatif /panitia pd ajang tersebut. Melalui pemaparan Windi, Aco menjadi tahu klw kantor t4  Windi bekerja, turut ambil bahagian sbgai sponsor di ajang tersebut. Karena produk yg mereka jual berkolerasi ttg hal kecantikan & kesehatan. Pd iven itu Windi sering terjun langsung mendandani wajah-wajah para peserta dr berbagai daerah termasuk Aco. Tdk pernah memberikn pelayanan yg berbeda-beda pd para peserta. Semuanya dilayani secara professional berdasarkan keperluan. Sang juara akan ditentukan oleh para juri berdasarkan penilaian yg obyektif, bkn pesan dr sponsor. Siapapun juaranya pasti akan membawa keberuntungan pd pihak perusahaan mereka. Baik yg berparas asli Melayu, Caines/Korea atw campuran, asalkan jgn terlalu ke Bule-bulean ataw Arab. Krn ajang ini lebih mengarah pd pencarian bibit yg tumbuh/dihasilkan di Asia. 
Pd hari pertama tampil d dpn umum Aco hanya diberi kepercayaan sbgai pelayan ataw konsultan pelanggan. Di hari Sabtu & minggu berikutnya Aco sdh bercuap-cuap sbgai …… mendampingi Windi. Karena sdh terbiasa tampil sebagai MC d depan khalayak, Aco sgt menikmati pekerjaan itu. Pesan dari manejer & para senior tdk boleh dilupakan, focus pd produk & menarik/melayani pelanggan sebanyak-banyaknya. Klwpun sekarang para pelanggan blm sempat utk  membeli produk, setidak-tidaknya mereka sdh bisa mengenal produk tsbt. Pada akhirnya mereka akn datang sendiri atw memesan melalui telepon shopping, Tapi Aco mempunyai misi khusus yg dibebankan kepadanya, menyasar pelanggan wanita muda yg lebih banyak berhubungan dgn dunia fashion & kecantikan.
“ Warna kulit yg mba’ miliki sdh cukup putih, bahkn sdh terlalu putih, ketika warna kulit asli mba’ kelihatan tanpa polesan bedak/fondasion, maka warna kulit mba’ akan kelihatan pucat tdk memancarkan cahaya, seperti warna kapas/kertas, itu karena mba’ memiliki kulit ari-2 yg agak tebal dibanding dgn kulit yg biasa pd umumnya, tapi mba’ termasuk wanita yg beruntung dr pada wanita yg memiliki kulit wajah yg tipis,  menyerupai kulit cecak yg bisa tembus oleh sinar cahaya lampu, urat & tulangnya kelihatan dari luar.”
“Yang benar ahh, kok…bisa begitu sih.., jd! jenis kulit yg sy miliki kayak topeng monyet dong.” Wanita pelanggan agak terpojok setelah mendegar penjelasan dr Aco.
“Lebih parah lagi klw mba mengoleskan lipstic yg tebal d bibir & melukis alis secara hitam/pekat, wajah mba’ akan serupa dgn penari Topeng Betawi, jgn tersinggung mba’ cuman sbgai perbandingan sj,  sebaiknya kita cek dulu saja.., melalui alat detector.., supaya kita bisa mengetahui hasilnya lalu kita menarik kesimpulan, ttg jenis kulit yg mba’ punya?” Aco menempelkan ujung alat detector pd kulit wajah wanita itu dan menampakkan hasil sorotannya melalui monitor computer. Kemudian Mempersilahkan wanita tersbt membanding dgn beberapa jenis-2 kulit yg terpampang di monitor computer & kertas pamplet/brosur. Akhirnya pelanggan tersebut merasa lebih yakin & melanjutkan konsultasi ke tahap yg lebih deteil.
“Kami memilki jenis produk yg bermacam-2, termasuk jenis produk yg tepat utk mengatasi problem jenis kulit yg seperti punya mba’, tidak sesulit yg mba’ bayangkan, mba’ hanya perlu mengoleskannya secara tipis & berkala/teratur supaya cahaya bisa sedikit bersinar dr wajah mba’ , tapi mba’harus berhati-2 jgn sampai berlebihan, karena bisa merubah warna kulit mba’ menjadi tipis sebening kulit cecak.”
“Berhenti dong memanggil saya dgn sebutan mba’ sy punya nama yg bagus kok.., panggil sy dgn Ani, tapi jgn ditambahin dgn sebutan bu Ani, walaupun sy sdh bekerja tp sy masih aktif kuliah.” Pelanggan itu mulai GR terhadap Aco, merubah posisi duduknya lebih dekat lg ke arah Aco. Tanpa ditanya dia sdh memperkenalkan namanya, Mendengar nama Ani disebut, Aco segera menyapanya.
“Mba’ Ani.., maaf, maksud saya, nona Ani.., produk ini asli dr Korea sehingga namanya jg berbahasa Korea yg artinya, kulit yg memancarkn cahaya yg lembut, pd logonya jg ada terlihat gambar matahari pagi yg bisa diterjemahkan sebagai cahaya matahari pagi yg lembut, klw d negri kita lebih sering dianalogikan dgn sebutan seputih kulit langsat yg sdh matang. ” Luar biasa, Aco bisa menjelaskan nama produk itu pd Ani. Bahkan bisa menjelaskan komposisi dr produk tersebut  serta fungsinya masing-2.
“Semua komposisi tsbt diracik menjadi 1 secara alami/herbal, sgt aman dipergunakan tanpa menimbulkn efek samping.” Aco menambahkan lagi promosinya.  
Transaksi berjalan lancar/mulus, formulir data-2 diri ttg Ani terisi sudah. Dia bahkan rela memberikan no HP yg bersifat sangat pribadi pada Aco. Satu jenis produk berhasil terjual dr tangan Aco, disusul dgn roduk-2 yg lain dgn pelanggan yg lain pula.
Terlepas dari semerter 3 Aco sdh mulai membuka diri dgn dunia luar. Hari Sabtu & Minggu Aco  menyibukkan diri bersama Windi & rekan-2 lainnya di Mall-2 yg ada di kota Makassar. Minggu kemarin d Mall Ratu Indah sekarang d Carrefour minggu besok d Mall Trans Studio. Kesempatan utk ngasok cuman ada pd waktu di mlm hari serta di sela-2 jam kuliah. Suatu hari dari pihak perusahaan mereka mengadakan talk show secara live di  tv. Windi & Aco muncul sbgai pembantu umum saja. Sebatas memamerkan produk di depan camera/ penonton yg hadir d studio, senantiasa tersenyum ramah selama acara berlangsung. Sedangkan yg memandu/MC dr acara tersebut adalah seorang wanita yg levelnya sangat jauh lebih di atas drpd Windi. Manajer kantor berada di sampingnya sebagai orang yg lebih paham secara detail dr berbagai produk yg di pasarkan.
Wanita MC itu wajahnya sdh tdk terlalu asing pagi Aco. Sering muncul di acara tv-2 lokal kota Makassar. Menjadi ikon diberbagai produk dr Korea yg dipasarkan melalui program TV shopping. Windi menjelaskan lebih dalam mengenai wanita MC/host tst pd Aco.
“ Dia adalah seorang yg sdh menyandang prestasi sbgai artis di kota Makassar ini, sdh  sgt sering  tampil beberapa sinetron local, menjadi model, bahkan bisa berperan sbgi vokalis menyanyikan music daerah atw lagu-2 pop terkini, tergolong artis yg multi talenta, melalui pertimbangan tsbt pihak kantor pusat/induk (Lejel) mengikat kontrak dgnnya, dia mendapat bayaran sbgai seorang artis professional atw selebrity.” Aco melongo sperti orang yg tolol mendengar penjelasan itu, garuk-2 kepala sambil tesenyum bego’. D dlm hati, suatu saat mungkinkah dia akan bisa menjadi seperti wanita itu.         
“Kamu lagi GR yahhh.” Windi sedikit menggoda Aco.
“Klw kamu mo jadi seperti dia, kamu harus mjd artis terlebih dahulu, jgn cuman bermimpi, kamu harus lebih giat lagi mengikuti casting/audisi, sekarang kamu sdh bs jd piguran/amatiran di acara ini, sedangkan para senior masih ada yg belum pernah kesorot camera 1xpun, klw dr segi  talenta & tampang, kamu sdh memenuhi syarat, tapi level kamu masih belum memiliki kelas, klw terus-2san seperti ini km hanya akan menjadi tenaga seles, akan usang termakan umur.” Secara suka-rela Windi memberikan masukan-masukan yg insfiratif.
“Kayak kamu ? seumur-2 menjadi seles.” Aco menanggapinya dgn candaan.
                “Selama kantor ini masih membutuhkan tenaga saya, sy akan tetap menjadi bahagian  dr mereka, bekerja dgn semua tim utk tetap bisa menjual produk ke seluruh pelosok kota Makassar/ sul-sel, Acooo.., sy itu sdh umuran, sy sdh memiliki keluarga/tanggung jawab, karena itu sy hrs tetap bekerja, bersama pak manejer/suami sy.”
Aco galau memikirkan problem pekerjaan yg sedang digeluti. Penjelasan/ serta masukan-2kan yg diterima dr Windi membuatnya kehilangan focus. Bukannya menjadi motivasi tapi Aco justru kelebihan konsentrasi. Mengkhayalkan masa depan yg macam apa? Menjalani profesi yg bagaimana? Mengarahkan hidup ke arah yg mana. Casting ke sana-sini blm pernah berhasil mendapat peran yg lumayan, hanya sekedar menjadi figuran semata.
“Jgn terlalu di bawa ke pikiran, jalani saja seperti air yg teduh/tenang, tapi kamu harus tetap berusaha utk menjadi yg terbaik, harus tetap menomor satukan masaalah kuliah, jgn sampai kerjaan gak dapat, kuliah terbengkalai, lihat…, lihatlah permukaan air laut itu, dr kejauhan kelihatan sgt teduh &tenang, tapi di dlm sana tetap menggolora siap menerjang, menghasilkan deburan ombak, bahkan bisa meluap mendatangkan banjir/tsunami.” Sdh menjadi sifat dasar Esse memberikan masukan-2an yg fositif ketika  Aco datang curhat pd dirinya.
“Sy sdh pernah hampir mendapatkn peran yg cukup lumayan, menjadi pembantu utama dlm sebuah sinetron local, tapi ketika sy dipertemukan dgn Sutradaranya, dia malah mencoret nama saya, dgn alasan klw tinggi badan sy masih kurang, padahal sy adalah seorang penjaga gawang di kesebelasan, drama itu bercerita ttg seorang pemuda aktif dlm group anak-2 basket, yg akan mendampinginya menjadi pemeran pembantu, postur tubuhnya harus tinggi-tinggi banget.” Aco masih curhat.
“Hari Sabtu &Minggu besok akan diadakan Bazaar di Hotel……. Saya diajak teman-2 dr komunitas Hijab/Jilbab utk ikut meramaikan acara tersebut, mengenakan busana muslimah salah-satu diantaranya karya Dian Pelangi, separoh dr hasil pembeliannya akan disumbangkan kepengungsi Rohingya para manusia perahu dr Myanmar, itung-2… buat amal, siapa tau aja ada sponsor dr pihak lain yg melirikkan matanya kepada kamu.”
“Memangnya ada buat cowok, ada honornya gak? buat pembeli pulsa” Sambil mengunyah pisang epek Aco bertanya pd Esse.
“Iyalah… pake busana gamis, koko, sarung, kopiah.., yang serba-serba Islami itu.., kamu harus bisa menyesuaikan diri, seorang Model hrs menjadi seorang yg serba bisa klw sedang berlenggok-lenggok d atas panggung, walaupun yg aslinya, sholat 5 wkt kamu masih bolong-2, utk urusan honor sedikit-2 adalah.., dpt cemilan, gratis  makan malam serta dpt ongkos taksi buat pulang-pergi, drpd kamu trus-trusan mnjd sales produk dr negri Korea, skali-2 kamu hrs menjual produk buatan dr dlm negri sendiri, ngomong-2 rasa pisang epek ini sangat khas, ditaburi kelapa parut campur cairan gula merah mengingatkan aku pada nenekku di kampong.” Rasa manis dr jajanan ringan itu menjadi takjilan khas puasa Senin/Kamis gadis alim tsbt. Esse truss membujuk-rayu Aco agar mo berpartisipasi.
Tidak ada yg tersimpan sebagai rahasia ke pada Aco. Secara blak-blakan Windi membuka semua trik-trik pribadinya. Sejak dulu & sampai sekarang Windi merupakan seorang maniak terhdp  segala sesuatu yg berbau Korea. Musik, drama korea,  tehgnologi, permak wajah/kulit, begitu pula dgn panorama alam negri Korea yg sdh pernah dilihatnya secara langsung. Bersama dgn suaminya/Manajer kantor mendapat kesempatan emas uk berkunjung ke Korea. Dari pihak perusahaan induk/mitra (lejel) memilih keduanya utk diberangkatkan sekaligus sebagai tim studi banding yg bertepatan pd saat bulan madu mereka.
Pada awalnya Windi masuk bekerja ke perusahaan itu sebagai tenaga sales yg menjajakan produk dr pintu k pintu. Sejalan dgn semakin berkembangnya perusahaan, Windi berubah status menjadi SPG. Status itu masih tetap dijalani sampai sekarang, namun sedikit agak santai dibanding thn-2 kemarin, seblm menjadi istri pak manajer. Bedanya, dia & suaminya hrs lebih giat melakukan strategi penjualan di Mall, di tv-2 & d t4 terbuka lainnya yg bisa bertemu secara langsung dgn para calon pelanggan/pembeli. Beberapa thn yg lalu Windi dinobatkn sebagai SPG terbaik d kantornya. Sejak itu pula mdpat iming-2 utk melakukan permak wajah d negri ginseng. Rencana demi rencana hanya sebatas angan belaka. Walau sdh sekian lama dipromosikan, tapi impian itu tdk pernah terwujud. Janji-2 manis dari pihak kantor tak kunjung tiba. Yg datang justru lamaran menikah dr pak Manajer. Alhasil Windi melakukan semua impiannya di dlm negri, melalui dokter ahli bedah plastic dr negri sendiri/ Makassar.
“Hidung agak dimancungin & dibuat jadi kecil, karena hidung asli sy kurang mancung &nampak bangir, dagu sedikit ditarik keluar, beberapa buah gigi asli dicabutin diganti dgn gigi palsu, klw dulu sy pernah mengenakan buah dada dr silicon, tp karena pernah terjadi iritasi atw sejenis cairan yg sering keluar dr putingnya, terpaksa harus di angkat lagi sebelum terjadi infeksi lebih lanjut.” Melalui android miliknya Windi mempertontonkan foto-2 kenangan kepd Aco. Pemuda itu menanggapinya dgn perasaan geli & candaan.
“Pantasan aja..., klw lg adegan/atraksi masak-memasak, kamu sering menjaga jarak dgn kompor gas/api, kulit wajah kamu sgt sensitive, bisa meleleh tuh… plastiknya.”  Aco memamerkn tawa kecilnya pd Windi.  
Mendengar olokan Aco, wanita itu cengengesan, memperlihatkan barisan giginya yg tertata rapi.
“Ongkos permak wajah& perawatan kecantikan/kulit sdh mencapai ratusan juta, karena itulah sy harus bekerja mati-matian atw mengabdikan diri pada kantor secara total. Mereka sdh banyak membantu dlm segi materi &moral, saya tdk rela mengecewakan manajer kantor/suami sy pd  perusahaan.” Sekarang Aco sdh bisa maklumi ttg perilaku Windi yg selama ini truss bersemangat berjualan di mana &kpn saja.
“Saya akan membantumu memberitahu pihak kantor mengenai salah-satu factor yg membuat kamu pernah gagal audisi, di Korea itu banyak hal yg bisa terjadi di luar prediksi orang awam, tinggi badan yg sekarang kamu miliki bisa ditambah sekitar 3-5 cm lagi, melalui metode oporasi, tulang yg ada di pergelangan kakimu/di atas mata kaki akan ditarik menjadi lebih panjang, klw oporasinya berhasil, tinggi badan kamu akan melebihi 175 cm, kamu akan memjadi pemuda yg hampir sempurna, bentuk body dapat, wajah tampan & memiliki talenta.”
“Lalu..? ongkos oporasi & biaya perjalanan.., dpt dari mana..?” Aco semakin blo’on  menanggapi.
“Jangan GR dulu … seperti yg sy sdh jelaskn tadi, km harus menjadi tenaga sales yg terbaik di kantor kita, selanjutnya kamu akan direkomendasikn k kantor pusat atw kantor mitra yg sgt terkenal itu dgn nama Lejel Home Shopping, dan.., penilaian akhir akan diputuskn  oleh mereka, kamu layak atw tidak utk diberangkatkn ke Korea.”
Mendengar semua itu Aco bertambah kelihatan lebih bego’, ter-senyum-2 sendiri.
“Wah…, GR lagi.., payah…deh,,, jln yg hrs kamu tempuh msh terlalu jauh, tp sy sgt mendukung kamu, seperti yg sdh sering sy katakan, talenta punya, tampang oke, semangat kerja boleh…, mudah-2an saja hoki/nasib kamu akan turut mendukung, sehingga bisa membawa kamu naik k level yg lebih tinggi lagi.” Aco menjadi semakin lebih GR.          
   Utk mewujudkn cita-2nya Aco semakin giat berkeliling menjual produk. Bukan hanya sebatas d kota Makassar tp sdh merambah ke daerah-daerah. Berawal hanya d sekitar Pangkep, Maros, Goa & daerah-2 terdekat lainnya. Ketika Windi & Manejer mengajaknya ke polosok-2 yg lebih jauh lagi, Aco tdk kuasa & tdk berusaha utk menolak. Kuliah jd terbengkalai berada diproritas ke 2. Pada semester ke 5 nilainya sgt anjlok, bahkan beberapa mata kuliah tdk lolos/hrs mengulang. Liburan semester Aco tdk menampakkan batang hidungnya d kampong. Esse yg prihatin dgn kondisi tsbt merasa perlu utk turun tangan. Sebelum Ibunya Aco datang kepadanya dia berinisiatif mengunjunginya terlebih dahulu. Menceritakan banyak hal ttg masaalah yg sedang menimpa Aco.
Bareng putra ke 2(adiknya Aco) Ibunda Aco segera berangkat k Makassar. Menjelang pagi hari yg cerah dia tiba d kota tsbt. Langsung menuju dan mengetuk pintu asrama putra yg berada di Jalan Kijang. Beberapa Mahasiswa yg tdk sempat pulang kampong menyambut kedatangannya. Menjelang sore hari ssdh waktu Sholat Ashar Aco pulang ke Asrama & menemui ibunya, bersimpuh dan bersujut di hadapan ibundanya. Pertemuan itu berlangsung cukup haru & sangat bahagia. Aco nampak cuek tdk menampakkan sikap bersalahnya. Tapi hati seorang Ibu (orang tua) yg sdh sekian banyak makan asam garam ttg kehidupan tdk segampang itu utk di bohongi. Suara hatinya terbaca dr tatapan mata Aco yg sedikit sendu/hampa & berkaca-kaca. Klw dia sedang dirundung kegalauan yg cukup dasyat. Sebelum mereka melakukan shering lebih jauh lagi, ibunya menyuruh Aco agar mendirikn Sholat Ashar terlebih dahulu. Mandi sore, sholat Magrib/Isya, makan malam lalu beristirahat.
Keesokan pagi ketiganya menuju ke Mall Ratu Indah, sebuah Mall yg terdekat dr t4 tinggal mereka. Memerlukan waktu hanya beberapa menit beralan kaki, tapi mereka memilih bersantai dgn nak becak. Memesan 3 porsi minuman hangat dan beberapa potong donat. Ibu & adik lelaki memilih coklat-susu hangat sedangkan Aco ingin menyegarkan dirinya dgn kopi-susu. Dua-tiga x teguk serta melahap sepotong kue donat adik lelaki Aco beranjak dr kursinya. Berkeliling mencuci mata ke seluruh penjuru Mall.
“Hati-2 Soi.., buling kaloako makka (jgn sampai kesasar), keadaannya tdk sama dgn thn-2 kemarin, banyak ruangan di dlm Mall ini yg mengalami rehab total.”
“Pea’-pea oo na’ labuling, bebe! (memangnya saya anak kecil).” Soi tdk semudah itu menerima ledekan dr kakaknya yg menyudutkannya sbagai anak dr kampung.
“ Setinggi-2 nya karir yg ingin kau kejar, pendidikan harus tetap berada di urutan teratas, seandainya ada orang (perusahaan) yg ingin menawarkan kontrak kerja dgn harga yg berjuta-2, nilai ekonominya terbilang sangat tinggi, angap saja semua itu hanya utk kesenangan yg sementara. Ujung dr perjalanan kamu di kota ini adalah utk menyelesaikan study kamu, meraih sarjana pada jurusan komunikasi ….sesuai cita-2 mu, selama kamu masih duduk di bangku kuliah selama itu pula kamu masih berada dlm pengawasan & tanggung-jawab kami sebagai orang tua.” Ibunda membuka pembicaraan ke arah yg serius.
“Tdk ada yg tertutupi ttg keadaanmu belakangan ini, semua teman-2 mu di kampong menyampaikan cerita dgn versi yg sm, terutama Esse parnert kamu ketika masih di SMa dulu, sgt prihatin melihat kondisi kamu, sering bolos kuliah, nyales sampe ke mana-mana, bahkan bepergian ke luar daerah agar bisa menjadi SPB (sales promosin boy) yg terbaik, memiliki mimpi atw cita-2 yg agak aneh/nyeleneh, umurmu masih tergolong muda nak.., peluang tubuh kamu utk bisa bertambah tinggi masih terbuka, asalkan kamu menjalani hidup yg normal, makan & olah raga yg teratur, ibu memang sangat bangga klw saja kamu bisa sampai pd prestasi/level yg tinggi.., & ibu akan lebih bangga lagi seandainya kamu bisa lolos menjadi artis/selebriti, tapi bkn dgn cara yg tdk wajar seperti ini, mengorbankan pendidikan/kuliahmu.” Aco memilih diam seribu-bahasa, tdk mo menjadikan keadaan menjadi ribut. Beberapa orang pengunjung sempat melirik ke arah mereka. Diantara para pekerja mengembangkan senyum pd Aco. Mereka cukup mengenal wajah Aco yg biasa mjd tenaga pemasaran stand store di Mall tersebut.
“Bayangkan nak ! klw sja proses oporasi itu gagal atw bermasalah, untung-2 klw pergelangan kakimu hanya akan mengalami infeksi, tapai klw diamputasi, lalu kamu harus berjalan dgn bantuan tongkat, kaki palsu atawww… kursi roda…, para dokter-dokter itu bisa saja akn memasukkan besi inplant ke dlm pergelangan kakimu, sehingga kamu akan rentan menderita rematik, keram/ngilu, hal itu akan menjadi alasan bagi mu utk ber-malas-2 mengambil air wudhu pd waktu subuh.” Ibunda meneguk coklat hangat & menikmati kue donat beberapa kali gigitan.
 “Nilai kamu sangat anjlok nak, ada beberapa mata kuliah yg tdk lolos, bahkan mata kuliah prioritas/jurusan kamu hanya mendapat nilai C, sebaiknya mata kuliah itu  diulangi saja, jgn biarkn nilai C itu mencemari ijasah kamu nanti, akan sangat mengganggu bila kamu akn melamar suatu pekerjaan, kamu cukup handal atw punya talenta dlm berkomuikasi d dpn umum, km bs melamar ke bank-bank, hotel-hotel, kantor-2 yg bergerak di bidang jasa & berbagai macam kantor-2 lain yg berhubungan dgn interaksi antara manusia, kamu bahkan bisa melamar jd presenter, tapi kalaw nilai mata kuliah komukasi hanya mendapat nilai C, kamu hanya akan berada d proritas ke 3 atw ke 4, sgt sulit  utk bs lolos seleksi, persaingan semakin ketat diantara para pencari kerja.” Aco tetap diam seribu bahasa, kue donat yg terlumuri gula putih halus nan tebal terasa hambar d mulutnya, kopi-susu hangat yg tadinya sgt nikmat menjadi dingin membeku di ujung lidahnya. Potongan donat sisa gigitannya disodorkan ke hadapan ibunda.
“Ibu bukannya mow membandingkan kamu dgn Esse, anak itu punya segalanya, cantik, pintar, alim & berbagai macam bakat lainnya, tapi dia tetap tenang menjalani & mengejar cita-2nya, sangat cerdik mensiasati cara utk mengejar impiannya, memilih kuliah d akademi parawisata dgn jurusan pramugari & travel, klw saja suatu saat dia berhasil menjadi pramugari di salah-satu perusahaan penerbangan, dia bermimpi agar bisa masuk belajar di akademi kepilotan, langkah demi langkah dia akan terus maju menggapai cita-2nya agar kelak dia bisa menjadi seorang pilot pesawat terbang wanita yg berjilbab, dia sadar betul, kalaw peluangnya sangat tipis utk bisa lolos bila mendaftar secara langsung d akademi penerbagan, karena persaingan yg terlalu ketat, pelamar berjubel begitu banyak, yg akan diterima hanya 1 kelas saja dlm 1 angkatan, level para pelamar pd umumnya hampir setara & masing-masing mengaku memiliki koneksi orang dalam, sedangkan Esse hanya mengandalkan kepolosannya semata, selain itu, onkos uk menempuh pendidikan d sana sangat mahal, harus membutuhkan bantuan dr pihak sponsor.” Aco menarik/menghembuskan napasnya secara dalam &panjang.
Kembali menjadi remaja putra yg penuh ceria & semangat. Bercanda ria bersama-sama teman di kampong. Bermain sepak bola bebas di lapangan bersama-sama para atlet dr berbagai kalangan. Seperti Aco yg dulu sewaktu masih duduk d bangku SMA, ketika berada di tempat-2 umum di kota masamba Aco masih tetap memiliki pesona yg sangat tinggi. Lambaian tangan, kecupan jarak jauh, panggilan & godaan dr para remaja putri terdengar manja menusuk-masuk ke telinga Aco. Membantu ayahanda di bengkel membetulkan motor-motor yg mengalami rusak ringan. Tak pelak lagi, para pelanggan cewek melimpah ruah ke bengkel ayahnya. Banyak diantara mereka yg datang hanya sekedar iseng mow tambah angin utk ban motornya yg sebenarnya tdk kempes, mengencangkan rante motor yg blm kendor, mengganti oli mesin yg masih baru. Karyawan benkel bengkel berembira memungti oli tersbt & menjuanya kembali dgn harga miring.  Pelanggan yg dating, hampir semuanya mengajak Aco utk melakukan selfie bersama.
Pada malam minggu Aco berpamitan pd kedua orang-tuanya. Bus penumpang Bintang Marwah berhenti tepat di hadapan rumah t4 Aco & keluarganya menunggu. Sedangkan Esse menunggu di perwakilan bus d kota Masamba. Pukul 11.00 malam laju bus sdh keluar dr kawasan sona Luwu Raya. Esse terjaga dr tidurnya, membetulkan posisi badan & merapikan bantal serta selimut, agar tubuhnya merapat/melekat nyaman ke dalam jok mobil. Utk yg kesekian kalinya dia bersiap-siap melanjutkan lagi tidurnya.
“ Esse.., ketika acara perpisahan di SMA dulu kamu pernah mengatakan bahwa masih ada satu hal yg masih tersimpan/terpendam secara mubassir  di dlm diriku, sehingga sy belum bisa memiliki daya tarik yg maksimal.   Sampai sekarang aku belum pernah berusaha membuka tabir tersebut, bantuin saya dong…, agar saya bisa membuka tabir rahasia itu, dgn terbukanya tirai tsbt mungkin bisa membantu sy dlm menentukan karir yg cucok dgn jati diri saya.” Antara tidur & tersadar Aco mengigau yg terdengar agak lucu& geli d telinga Esse.
“Uuuaaaaaaaaaap.., astagfirulllllahhhhhhhuladhimmmm.” Esse menutupkan telapak     tangan kanan ke mulutnya yg sedang termangap karena ngantuk. Sebelum dia melanjutkan tidurnya lagi, dia menyempatkan diri mengomentari ngigauan Aco.
“Utk membuka tabir/tirai aura dari dlm diri seseorang bukan hanya sebatas dipelajari semata, tapi harus melakukan latihan secara konsisten, di awali dgn menarik & menghembuskan napas secara teratur, saling menyelaraskan antara fikiran, hati serta fisik. Pesona ibarat magnet yg dimiliki seseorang yg punya daya tarik/pikat yg tinggi, sedangkan aura merupakan sesuatu yg terpancar dari dalam diri seseorang, yg tdk terlihat dgn mata biasa, tp bias/sinarnya bisa terasa dgn mata hati.”
  
   
         
                                                              -Tamat-
     

         

 












Tidak ada komentar :

Posting Komentar