Seberkas
cahaya di HARAJUKU
Hiruk-pikuk
suara music yg bising membahana di langit Harajuku. Hampir semua group music
amatiran yg ada d kota Tokyo & sekitarnya
unjuk gigi d taman tersebut. Tak perduli ada yg sedang menonton/menyimak
music yg sajikan atw tdk. Bagi mereka, bs show d taman itu merupakan suatu
kehormatan yg lebih. Di banding dgn group band dr daerah yg hanya tampil
sebatas di kawasan sj. Metalik, pop,
rock, remik & segala macam jenis aliran tampil manggung d t4 tsbt. Klw
disimak dgn serius ada diantara mereka yg sekedar melakukan lipsing, Vokalis,
gitaris &drummer hanya bercuak-cuak mencocokkan gerak bibir, gitar/drum dgn
suara music yg sedang diputar. Euvorya mereka semakin mnjd-mjd ketika mdpt
sambutan hangat dr para penonton/pengunjung yg dibanjiri kaum muda/ABG. Tdk
semua band yg tampil menerima pujian dr para penggemar. Beberapa group Band
sama skali tdk mendapat dukungan penonton. Pelataran d depan panggung mereka
kosong-melompong, tdk ada satupun yg mendongakkan pandangannya ke arah mereka.
Hanya beberpa orang kru yg terlihat berdiri d sekitar panggung, lambat-laun
pementasan band ini akan berhenti dgn sendirinya. Sementara di halaman depan
panggung band mlik tetangga penuh sesak dgn lautan manusia, remaja putri paling
banyak yg mjd penggemar setia. Terutama group Band yg menampilkan vokalis pria
pemilik wajah tanpan-rupawan. Mereka sangat
antusias memberikan yel-yel ke atas panggung. Tak perduli dgn materi
music yg mereka sajikan, bagus, setengah bagus atw bagus banget.
Bukan
hanya para anak-2 band yg datang, tapi segala macam jenis seniman perform utk
mengeksprisikan hobby & bakat masing-2. Sekumpulan org sedang melukis di
atas kampas raksasa, seorang penari tunggal tanpa diiringi musik trus-menerus
berjingkrak/bergoyang tanpa mengenal rasa lelah/capek, & berbagai macam
atraksi lainnya yg menarik/unik di pandang mata. Tak ketinggalan dgn yg 1 ini,
fasyen unik yg sdh sgt mendunia. Dandanan/model yg berani tampil dgn gaya Nabrak memadukan antara unsur ini dan
unsur itu. Sekolompok gadis-2 yg melukis
mukanya dgn make-uf yg tebal & berwarna-warni, serta fasyeon yg lebih
ribet/menyolok berbanding lurus dgn lukisan yg ada di wajah mereka. Lolita,
visual kei, kosupure, dekora, ganguro, ega & kogal semua ada d sana. Dipersilahkan menampilkan
kreatifitas gaya baru dr siapa sj. Panggil teman, bikin group, gunting &
tambal, jadi deh. Jgn lupa kamu harus memberi nama pd fasyen kamu sesuai model
yg kamu tampilkan.
Sekolompok
orang yg berpakaian didominasi warna putih berjalan masuk k area taman. Melihat
situasi & mencari t4 yg layak uk melakukan aksi mereka. Dr hasil diskusi yg
dilakukan secara singkat, memutuskan utk segera hengkang menuju ke t4 lain.
Kembali berjalan pulang menuju stasiun kereta, sambil menyapa atw sekedar
memberikan senyum kpd org-2 yg berpapasan dgnnya.
Taman Yoyogi mnjd sasaran
mereka selanjutnya. Para pengunjung taman yg lebih banyak dr kaum muda sedikit
kikuk, melihat kedatangan org-2 tsb. Orang-2 yg berbaju putih itu trus berjln
menentukan t4 yg pantas. Seorang yg berdiri di depan sedang mencari arah yg
tepat utk menghadap. Sejenak menengadah ke atas sembari membuka ke2 telapak
tangan dgn lebar. Warna langit di atas taman itu tiba-2 menjd terang-benderang.
Cakrawala seakan-akan begerak dgn perlahan lalu cepat & semakin cepat,
menuju ke suatu arah yg pasti. Setara dgn kecepatan cahaya, menembus batas,
waktu & t4. Ujung dr perjalanan super cepat itu berakhir pada suatu t4 yg
sgt sacral di muka bumi ini. Panorama kota Meccah terlihat jelas di atas langit
Tokyo terkhusus bagi para pengunjung taman. Mesjidil Haram menampakkan diri,
bangunan Kabbah berdiri kokoh d tengahnya, kaum muslimin dr seluruh penjuru
dunia menyibukkan diri tawaf di sekitarnya. Suasana d sekitar Kabbah
diperlihatkan secara live di atas langit Tokyo.
Para
pengunjung taman menyikapi perihal tsb dgn berbagai macam reaksi. Sebahagian
menganggapnya sebagai sihir ala David Copervil, yg lain mengira hanyalah
rekayasa technologi dr hasil camera
multidimensi yg difilmkan di atas langit Tokyo. Tapi ada sebahagian pengunjung
taman yg takjub & menganggapnya sebagai keajaiban yg bersal dr kekuatan
spiritual seseorang. Singkatnya, ada yg mencibir, mencemoh bahkan mengumpat
sambil pergi menjauh. Tapi rasa penasaran tetap berkecamuk di dlm hati mereka.
Karena selama ini Negara-2 maju seperti
Amerika, Jepang, Jerman dll-nya blm pernah memperkenalkan/memperlihatkan
pencapaian tehcnologi semacam itu. Pertunjukan itu justru dipamerkan oleh
sekolompok orang yg dunia Barat/Modern di beri label sebagai orng-2 pencinta
kekerasan/Teroris. Tampang mereka breokan/berjenggot tebal/panjang, lasimnya
para ulama dr dunia Islam.
“Alhamdulillah,
segalapuji bg Allah yg telah memimjamkan penglihatannya.” Orang itu berucap
syukur tesungkur sujud d atas tanah.
Berhasil menentukan/memantapkan arah Kiblat
yg perlihatkan pada mereka secara ghoib/ilham. Seorang Muadzzin mulai
melafalkan suara adzan dgn suara yg lirih/pelan, disambungkan dgn iqomat.
Membentangkan sejadah seadanya, baik dgn kain sorban atw dgn kertas Koran.
Seorang yg dr awal berdiri d dpn dipercayakan utk memimpin Sholat. 4 rakaat
Sholat Dhohor sdh berlalu, sebahagian diantara mereka melanjutkn sholat Syafar
karena sedang menyandang gelar sebagai pengelana.
Seorang
gadis diantara sekian banyak pengunjung yg hadir di taman itu mendekati
kumpulan orng-2 tsbt. Diawali dgn membungkukkan badan memberi salam kemudian
memperkenalkan diri secara formal.
“Hajimemaste, Watashi wa Hikari desu, Hikari
Yamada desu, Nippon jin de imasu, gakusei desu. Salam, nama saya Hikari,
warga Jepang, pelajar, sy sgt terkesan dgn peristiwa yg kalian br sj pertonton
di atas langit, sy adalah seorang penggemar film-2 kartun/animasi ketika masih
kecil, baru kali ini sy melihat gambar/visual yg sgt hidup berada di atas
cakrawala, pd awalnya sy mengira klw itu hanyalah rekayasa technologi/camera,
namun ketika sy melihat langit/ cakrawala seakan-akan bergerak/berjalan
kemudian berhenti di suatu t4, pikiran sy langsung berubah, yg sy lihat itu
adalah nyata, bukan flm, bukan gambar.” Sgt ceplos gadis itu menyapa para
Jamaah tersebut dlm bahasa Jepang. Salah seorang anggota Jamaah yg berwarga
Negara Jepang segera bertindak sbgai penerjemah. Gadis itu bermaksud menyalami
para Jamaah, namun segera dicegah oleh penerjemah.
”Iyye!! sonna ni iranai, memberi salam
dgn ucapan & gerak tubuh sdh cukup.”
“Saya
justru ingin berkenalan lbh dekat dgn mereka” Gadis Jepang itu masih tetap
mengutarakan maksudnya.
“Mereka
berbeda dgn kita(org Jepang) sbelum kamu berkenalan lebih dekat dgn mereka,
sebelumnya kamu hrs mengenal budaya mereka terlebih dahulu. Banyak
aturan-2(etika) yg tdk boleh kamu langgar. Misalnya sj, seorang wanita tdk
dibolehkn bersalaman(bersentuhan) dgn sembarang pria yg bukan muhrimnya.”
Penjelasan yg singkat itu membuat gadis itu manggut-2.
***
KENCAN PERTAMA
Karim
salah seorang Jamaah yg lebih pantas
diajak berdiskusi oleh Hikari, namun pemuda itu justru mengelak mati-2an.
Mengaku klw kehadirannya dlm jamaah itu hanya kebetulan belaka. Bertepatan hari
itu sedang berkunjung ke taman Harajuku. Seorang kenalan yg berada dlm jamaah
itu memaksanya utk ikut dlm kelompok. Dari sudut pandang ttg agama, Karim
tergolong sebagai seorang yg sgt awam. Keliru besar klw dirinya dianggap bisa
diajak berdialog dlm masaalah agama Islam. Sebaliknya Karim menganggap Hikari
sebagai seorang teman baru yg mungkin bisa diajak jalan bareng.
Dugaan
Karim tdk meleset jauh, tdk seperti gadis-2 Jepang pd umumya. Hikari merupakan
gadis ceria yg membuka diri utk menjalin komunikasi dgn org asing tak
terkecuali dgn org muslim yg bertampang agak ekstrim.
“Seharusnya
kita mengunjungi t4-t4 yg bernuansa negri Jepang, t4 para anak muda berkumpul
atw taman-2 budaya/religi, tapi kamu kok…justru mengajak sy ke sana ?”
“Sy
hanya ingin melihat/mengenal budaya kalian/mereka secara lebh dekat lagi, sy
masih sgt minim pengetahuan ttg budaya/agama kalian. Saya bengira klw kehidupan
para orang-2 yg alim dlm Islam serupa dgn kehidupan para Rahib & para
anggota Shaolin yg belajar ttg kemanusian/tata kehidupan.” Gadis Jepang itu msh
sangat mentah ttg budaya org-2 Islam/Timur-Tengah.
“Klw
kamu mou pergi k sana, sebaiknya kamu memlih waktu yg lebih tepat, pergilah k sana pd saat hari
Jumat di saat mereka/org Islam sedang berkmpul. Karena hari itu merupakan hari
besar bg Ummad Islam dibanding dgn hari-2 yg lain. Tapi yg hadir kebanyakan
terdiri dr kaum pria..” Karim menjelaskan sekilas pd Hikari secara dangkal ttg
Islam.
“Sou iyye ba, nande Karim wa soko e kanai?
Klw hari itu merupakan hari yg lebih dr hari yg lain, kenapa kamu tdk ikut
pergi k sana pd hr tsbt?”
“Hima ga nai sa’ Sy tdk diberi izin libur
dr kantor, lg pula sy bukanlah termasuk golongan orang-2 alim. Sy hanyalah
seorang pemuda Islam yg mengikuti tata cara kehidupan orang Islam pd umumnya.”
“Klw
begitu, bersama dgn kamu sy akan mengenal budaya ttg Islam, sedangkan km sendiri harus belajar ttg agamamu lebih
dlm lagi. Kpn kamu akan menemani sy pergi ke sana?”
“Cewek
apaan luuu, bikin pusing ahh, gua datang ke Jepang utk cari duit,cari kerja,
bukan utk belajar agama, capek deh... bukannya mou diajakin kencan malah …….”
Karim menggerutu dgn bahasa Indonesia yg tdk di pahami oleh lawan bicaranya.
“Itsu soke e ikoo?”
Gadis itu msh ttp mou mengajak Karim.
“Nichi You bi ni suru/hari
Minggu nanti kita akan k sana, hari itu adalah hari libur sedunia yg bersumber
dr hari ibadah bg orang-2 Kristen, kamu jg bisa singgah ke Gereja utk mengenal/
mempelajari agama mereka, kenapa mesti memilih mempelajari agama Islam, yg
nota-bene termasuk agama yg sgt rumit/komflikate. Aturan hidup& hukum-2nya
yg sgt ketat ada d setiap sendi kehidupan.”
***
Siang
itu suasana di Mesjid Islamic Centre yg berada di Arabic Islamic Gaku-in tdk terlalu rame. Hanya ada
beberapa jamaah yg datang ke sana. Shalat Dhohor di hadiri beberapa orang saja.
Melihat dr penampilannya, mereka merupakan orang-2 yg kesehariannya memang
akrab dgn kehidupan yg agamis. Tampang mereka mempelihatkan orang yg
terpelajar/kantoran. Wajah-2 mereka sgt kental dgn orang-2 yg berasal dr
negri-2 di Timur-Tengah. Mereka bercakap-2 dlm bahasa Arab & Inggeris.
Karim datang ke sana dgn keadaan yg serba minim. Akibatnya dia kelihatan
sedikit kikuk ketika sedang berada di antara para jamaah lainnya. Bahasa
Inggerisnya terbata-bata, bahasa Arabnya nol besar, dia mengandalkan Bahasa Jepang yg heta. Untung sj ada seorang yg warga
Negara Malaysia yg ikut dlm jamah di Mesjid itu.
“Salamu alaikum.” Karim menyapa ketika mereka
sdh berada di pelataran Mesjid.
Dgn
ramah menjawab ucapan salam dr Karim, orang itu lalu mengajukan beberapa
pertanyaan.”
“
Sy datang dr Malesya, sedang belajar d negri ini, Klw kamu, datang dr mana?”
“
Sy dr Indonesia sedang bekerja di Jepang, gadis Jepang ini memaksa sy
mendatangi t4 ini. Dia ingin lebih mengenal budaya orang-2 dl luar Jepang. Tapi
dia malah salah alamat, karena mengajak sy sbgai penunjuk jalan & memilih
Islam sbgai obyek pengamatannya.” Hikari yg berdiri disamping memberi salam
sedikit tersenyum.
“Masya
Allah, mudah-mudahan hal ini sbgai pertanda pintu hidayah. Omede tou, lanjutkan pengamatan anda, semoga mendapatkn kebaikn di
dlmnya” Lelaki itu membalas senyum Hikari sembari memberi apresiasi.
“Yang
kami sedang lakukan tadi yakni mendirikan Sholat wajib, kami melakukannya 5x
dlm sehari-semalan. Mengucapkn syahadat adalah tahapan yg I sedangkan Sholat 5x
berada pd tahapan yg ke 2. Cukup membosankn/melelahkan bg setiap pengikut agama
Islam. Tapi kami sgt membutuhkan hal tsbt agar kami bs bertahan utk menjalankan
perintah/aturan-aturan yg lain & bisa menjauhi hal-hal yg di larang dlm
Islam. Seorng penganut Islam yg tdk mendirikan Sholat 5 wktu, akan sulit
menjalankan perintah-2 pd tahapan selanjutnya, sgt rentan utk berbuat hal-2 yg
dilarang dlm agama Islam.” Dlm sekejap Hikari sdh menerima mata kuliah
pertamanya dr lelaki itu.
“Taihen desu ne, kalian punya aturan yg
sgt ketat, seandainya sy sorng Muslim, bs dipastikan klw sy tdk akan mampu
mendirikan sholat 5x dlm sehari/semalam.” Gadis itu sgt pesimis.
“Daakara saiso kara iwaremashita,
sebaikyna kamu menyerah sebelum memulai pengamatanmu, kamu melakukan pekerjaan
yg sia-sia.” Karim menambahkan sikap pesimis/kedongkolan pd gadis itu.
“Silakan
melanjutkan pengamatan anda dgn pelan/hati-2, semoga mendapatkan kebaikan d
dlmnya. Hidayah hanyalah milik & dr Allah semata, bukan dr manusia, makhluk
hanyalah asbab” Lelaki asal Malesya itu memberi salam perpisahan.
******
Kencan
romantis yg di targetkan Karim akhirnya tercapai. Liburan musim panas/obon mereka mengunjungi beberapa t4 yg
ada di Tokyo. Karim mengajak mengunjungi taman wisata religi yg dikenal dgn
MOON GENKAN /gerbang halilintar… yg
berada d Asakusa. Sen Soje Temple
pagoda bertingkat 8 di buat pada thn 628. Waooh, t4 ini Jepang baaanget, yg ada
d dlmnya serba Jepang tempo dulu. Semua awak-pekerja mengenakan busana Jepang
tradisional. Bagi orang yg pemula berkunjung k t4 ini bisa kesasar klw terlepas
dr rombongan. Lebih parah lagi klw tdk bisa berbahasa Jepang & tdk bisa
membaca tanda yg berkarakter huruf Jepang yg ada di dalam lingkungan pagoda.
Konon, pd jaman dulu dipagi hari sebelum melakukan aktifitas para penduduk
kampong terlebih dahulu datang derdoa d t4 ini. Dari ujung ke ujung berjarak
200 mtr. Dari segi luas lokasi bisa dianggap sebagai 1 lingkungan perkampungan tempo dulu.
Pengunjung bukannya dipenuhi org asing, tp justru di penuhi dgn wajah-wajah org
Jepang sendiri. Hikari berkomentar bhwa, mereka adalah orng-2 yg berasal dr
daerah luar Tokyo sama seperti dirinya.
Sebuah
t4 yg tergolong aneh tp menarik bagi Karim ketika mereka tiba di pintu Pagoda.
Sebuah kolam kecil di depannya berdiri patung Dewa. Para muda-mudi dgn antusias
antara serius &iseng berdiri tegak di depan kolam sambil melemparkan uang
receh k dlmnya. Masing-2 berdoa meminta permohonan di depan kolam. Pasangan
muda-mudi doanya lebih condong ke permasalahan jodoh, bg anak-2 sekolah tdk
meleset dr keinginan utk naik kelas atw
lolos ujian. Hikari memanjatkn permohonan agar bisa pulang kampong setelah
liburan musim panas. Walaupun sebenarnya sdh sgt terlambat. Karena ritual-2
keagaman sdh sedang berlangsung di masing-masing rumah warga Jepang. Di musim obon sekarang ini mereka sibuk mengadakan
penyambutan arwah buyut-buyit mereka/anggota keluarga yg sdh meninggal. Sembari
iseng Karim ikut melemparkan recehan 10 yen k dlm kolam. Tdk seperti org Jepang
pd umumnya yg melemparkn beberapa koin yg bernilai 1 yen-1yen. Dari awal
rupanya mereka memang sdh punya persiapan membawa uang recehan di dlm dompet
mereka. Isi doa Karim tdk lain hanyalah menggerak-gerakkan bibir entah
ini-entah itu. Ditutup dgn beberapa x
tepukan tangan mengikuti orang di sekitar.
Sesuai
rencana dr awal, pd sore hari mereka mengunjungi Yokohama tatemono. Gedung pencakar langit yg tertinggi di Jepang pd
Jamanya. Selama 1 thn bermukim di Tokyo baru kali ini Hikari berkunjung k t4
itu. Menggunakan kereta listrik keduanya menuju kota Yoko Hama. Mereka
berhenti/turun di stasiun Minato Mirei 21, dgn berjalan kaki mereka sdh tiba
dibawah pelataran gedung. Perlu mengeluarkan ongkos pembeli tiket ratusan yen
agar bisa ikut dlm antrian. Resepsionis pemandu lif menjelaskan secara sepihak,
bahwa anda akan diantar ke atas puncak gedung dgn kecepatan 700 kilimeter/jam.
Bg yg memiliki penyakit jantung/takut ketinggian disarankan spy membatalkn
niatnya. Mumpung kita masih berada di lantai dasar & pintu lif blm tertutup
secara rapat. Namun tdk ada diantara para penumpang yg menanggapi arahan gadis
itu. Semuanya antusias agar segera bisa sampai di atas puncak gedung/lantai 70
pd ketinggian 296 meter.
Pintu
lif tertutup rapat, roket darat itu menanjak naik dgn kecepatan tinggi.
Diantara penumpang yg berjumlah 9 org berada dlm ketegangan. Sebahagian memejamkan
mata, para wanita mengeluarkn sedikit suara histeris yg lirih. Beberapa orang
menyumbat kedua lubang telinga agar terhindar dr suara dengungan tak terkecuali
Hikari& Karim. Sementara gadis pemandu/petugas lif trus-menerus memberikan
arahan yg sdh hafal di luar kepala. Bibirnya tiada henti berucap seakan-akan
sedang tdk berada di dlm lif yg berkecepatan tinggi. Ketegangan itu akhirnya
terbayar ketika sdh sampai d atas puncak gedung. Panorama seluruh kota Tokyo
& sekitarnya terhampar d depan mata. Yang pertama-tama paling muda dikenali
adalah puncak Gunung Fuji. Seperti para pengunjung yg lain, mereka masing-2
mencari/membidik lokasi tempat mereka bermukim. Teropong kaca pembesaran
disediakan bg yg ingin mengamati lokasi secara lebih detil.
Tdk
mau melewatkn moment itu terbuang percuma, Hikari segera mengirim kabar gembira
ke Ibunya di Kampung.
“Moshi-2, Okaacan, ima ne, atasi wa… Yokohama
Tatemono no ue notteru. Raut wajah yg sangat ceria gadis itu mengirim kabar
ke Ibunya melalui HP.
“Hikari,,, doshite sonna tokoro iku no? Dare to itteru? Dr ujung telepon ibunya terdengar
kaget/terheran-heran.
“Di
sini sgt banyak pengunjung Mam, Jgn terlalu mengkwatirkn saya, sekarang sy dh
dewasa kok, sebentar lg sy akan menginjak umur 20 an, di saat-2 yg terpenting
dlm hidup sy, utk bebas menentukan nasib sendiri. Terlepas dr asuhan/pengawasan
dr ke dua orang tua.”
“Dari
atas puncak gedung apakah kamu bisa melihat kampong/rumah kita?”
“Jangan
ngawur mam, dr t4 ini kampong kita kejauhan, ketutup awan, klw gunung Fuji
terlihat dgn jelas.”
“Naik
ke t4 yg begitu tinggi, kamu bareng siapa?”
“Kapan-2
sy akan perkenalkan pd mama, sy akan segera mengirim foto kami buat mam, yg
jelas sekarang sy sedang menikmati panorama kota Tokyo &sekitarnya.
Okaacan…. Mata ne’.”
Percakapan
tdk berlangsung begitu lama, Ibu jari kanan Hikari segera menekan tombol merah.
Mungkin
karena terllu gembira, tanpa disadari Karim berbicara d telepon dgn nada suara
yg agak tinggi. Pengunjung lain yg kebanyakan orang Jepang terheran-heran
melihat sikapnya. Mereka menganggap klw bahasa yg dipergunakan Karim adlah
bhasa burung.
Jadwal
berikutnya akan singgah ke Balai Sekolah Repeblik Indonesia di Meguro. Malam
itu bertepatan dgn malam 17 Agustus. Sesuai kebiasaan tahunan di Balai Sekolah
akan kedatangan Artis yg cukup terkenal dr Indonesia. Kabar yg beredar Group
Musik Dewa 19 akan menghibur orng-2 Indonesia yg sedang berada di Jepang/Tokyo.
Teman-teman Karim pasti sdh berjoget meriah mengikuti raungan gitar dr Ahmad
Dhani cs. Tapi sebelum mereka berganti kereta yg menuju ke arah Balai Kedutaan
RI, Hikari mengurungkan niatnya. Seharian berkeliling membuatnya sdh sgt capek.
Karim yg juga sdh merasa lesu dgn senang hati mengamini usulan Hikari.
******
Dua
porsi makanan yg disajikan secara gratis dr pihak kedutaan diboyong Karim. Yang
1 nasi rendang padang yg satunya lagi nasi sate kambing. Dgn rsa penasaran
Hikari mencoba ke dua jenis masakan itu.
“Aji ga oishi kedo… yapppari… karaiiiii sou
desu. Masakan itu cukup menggoda di mata tp rasa pedas belum terbiasa dgn
lidah orang Jepang. Terlebih dgn Hikari yg baru kali ini mencicipi masakan dr
Negara Asia tenggara/Indonesia. Karim beranjak ingin mengambil jenis menu lain
yg mungkin agak ramah di lidah Hikari, tp di meja hidangan sdh ludes-habis.
Orang yg datang belakangan terpaksa hrs membeli sendiri makan siangnya melalui
ibu-2 yg menjajakan di sekitar Balai Kedutaan.
Sangat
lahap Karim menyantap masakan khas dr negaranya, sedangkan Hikari hanya
mencabik-2 masakan itu dgn sendok/garfu plastic. Tanpa rasa malu Karim
menyabet/melahap semua lauk-pauk yg ada di kedua bungkusan makanan itu.
Sedangkan nasinya tersisah satu porsi. Sedikit meledek dia menyarankan agar gadis
itu segera pergi membeli Bento atw
makan di kedai Jepang yg t4nya lumayan jauh dr Balai Sekolah RI.
Sama
seperti Karim, warga Indonesia datang ke
Balai setelah upacara 17 belasan sdh berlangsung. Mereka hanya mou ikuti
meriahnya berkumpul bersama teman 1 negara. Tp tdk mau ikut ambil bahagian dlm
upacara formal. Menjelang jam 11.00 siang memasuki acara puncak. Di pelataran sekolah/di atas panggung yg
tebuka lebar. Langsung bapak duta besar bertindak selaku MC memperkenalkan/
mempersilahkan Kiwil utk menghibur para pengunjung yg datang ke Balai Kedutaan.
Diawali dgn penampilan solo dr komediaan Kiwil yg cukup mengocok perut. Disusul
dgn kemunculan Adul cebol yg berwajah babby face. Kombinasi ke 2nya membuat para penonton terkekeh-kekeh tak
karuan. Untung saja tadi malam Karim tdk singgah ke KBRI. Karena yg datang
bukan Group Band Dewa 19 tapi group lawak yg di tunggangi oleh Kiwil &
Adul.
bersambung ke episode 2 kencan pertama