Jumat, 17 Februari 2017

MECCA di langit TOKYO







 Seberkas cahaya di  HARAJUKU

Hiruk-pikuk suara music yg bising membahana di langit Harajuku. Hampir semua group music amatiran yg ada d kota Tokyo & sekitarnya  unjuk gigi d taman tersebut. Tak perduli ada yg sedang menonton/menyimak music yg sajikan atw tdk. Bagi mereka, bs show d taman itu merupakan suatu kehormatan yg lebih. Di banding dgn group band dr daerah yg hanya tampil sebatas di kawasan sj.  Metalik, pop, rock, remik & segala macam jenis aliran tampil manggung d t4 tsbt. Klw disimak dgn serius ada diantara mereka yg sekedar melakukan lipsing, Vokalis, gitaris &drummer hanya bercuak-cuak mencocokkan gerak bibir, gitar/drum dgn suara music yg sedang diputar. Euvorya mereka semakin mnjd-mjd ketika mdpt sambutan hangat dr para penonton/pengunjung yg dibanjiri kaum muda/ABG. Tdk semua band yg tampil menerima pujian dr para penggemar. Beberapa group Band sama skali tdk mendapat dukungan penonton. Pelataran d depan panggung mereka kosong-melompong, tdk ada satupun yg mendongakkan pandangannya ke arah mereka. Hanya beberpa orang kru yg terlihat berdiri d sekitar panggung, lambat-laun pementasan band ini akan berhenti dgn sendirinya. Sementara di halaman depan panggung band mlik tetangga penuh sesak dgn lautan manusia, remaja putri paling banyak yg mjd penggemar setia. Terutama group Band yg menampilkan vokalis pria pemilik wajah tanpan-rupawan. Mereka sangat  antusias memberikan yel-yel ke atas panggung. Tak perduli dgn materi music yg mereka sajikan, bagus, setengah bagus atw bagus banget.
Bukan hanya para anak-2 band yg datang, tapi segala macam jenis seniman perform utk mengeksprisikan hobby & bakat masing-2. Sekumpulan org sedang melukis di atas kampas raksasa, seorang penari tunggal tanpa diiringi musik trus-menerus berjingkrak/bergoyang tanpa mengenal rasa lelah/capek, & berbagai macam atraksi lainnya yg menarik/unik di pandang mata. Tak ketinggalan dgn yg 1 ini, fasyen unik yg sdh sgt mendunia. Dandanan/model yg berani tampil dgn gaya Nabrak memadukan antara unsur ini dan unsur itu.  Sekolompok gadis-2 yg melukis mukanya dgn make-uf yg tebal & berwarna-warni, serta fasyeon yg lebih ribet/menyolok berbanding lurus dgn lukisan yg ada di wajah mereka. Lolita, visual kei, kosupure, dekora, ganguro, ega & kogal  semua ada d sana. Dipersilahkan menampilkan kreatifitas gaya baru dr siapa sj. Panggil teman, bikin group, gunting & tambal, jadi deh. Jgn lupa kamu harus memberi nama pd fasyen kamu sesuai model yg kamu tampilkan. 
Sekolompok orang yg berpakaian didominasi warna putih berjalan masuk k area taman. Melihat situasi & mencari t4 yg layak uk melakukan aksi mereka. Dr hasil diskusi yg dilakukan secara singkat, memutuskan utk segera hengkang menuju ke t4 lain. Kembali berjalan pulang menuju stasiun kereta, sambil menyapa atw sekedar memberikan senyum kpd org-2 yg berpapasan dgnnya.
                 Taman Yoyogi mnjd sasaran mereka selanjutnya. Para pengunjung taman yg lebih banyak dr kaum muda sedikit kikuk, melihat kedatangan org-2 tsb. Orang-2 yg berbaju putih itu trus berjln menentukan t4 yg pantas. Seorang yg berdiri di depan sedang mencari arah yg tepat utk menghadap. Sejenak menengadah ke atas sembari membuka ke2 telapak tangan dgn lebar. Warna langit di atas taman itu tiba-2 menjd terang-benderang. Cakrawala seakan-akan begerak dgn perlahan lalu cepat & semakin cepat, menuju ke suatu arah yg pasti. Setara dgn kecepatan cahaya, menembus batas, waktu & t4. Ujung dr perjalanan super cepat itu berakhir pada suatu t4 yg sgt sacral di muka bumi ini. Panorama kota Meccah terlihat jelas di atas langit Tokyo terkhusus bagi para pengunjung taman. Mesjidil Haram menampakkan diri, bangunan Kabbah berdiri kokoh d tengahnya, kaum muslimin dr seluruh penjuru dunia menyibukkan diri tawaf di sekitarnya. Suasana d sekitar Kabbah diperlihatkan secara live di atas langit Tokyo.
Para pengunjung taman menyikapi perihal tsb dgn berbagai macam reaksi. Sebahagian menganggapnya sebagai sihir ala David Copervil, yg lain mengira hanyalah rekayasa technologi dr  hasil camera multidimensi yg difilmkan di atas langit Tokyo. Tapi ada sebahagian pengunjung taman yg takjub & menganggapnya sebagai keajaiban yg bersal dr kekuatan spiritual seseorang. Singkatnya, ada yg mencibir, mencemoh bahkan mengumpat sambil pergi menjauh. Tapi rasa penasaran tetap berkecamuk di dlm hati mereka. Karena selama ini Negara-2  maju seperti Amerika, Jepang, Jerman dll-nya blm pernah memperkenalkan/memperlihatkan pencapaian tehcnologi semacam itu. Pertunjukan itu justru dipamerkan oleh sekolompok orang yg dunia Barat/Modern di beri label sebagai orng-2 pencinta kekerasan/Teroris. Tampang mereka breokan/berjenggot tebal/panjang, lasimnya para ulama dr dunia Islam.
“Alhamdulillah, segalapuji bg Allah yg telah memimjamkan penglihatannya.” Orang itu berucap syukur tesungkur sujud d atas tanah.
  Berhasil menentukan/memantapkan arah Kiblat yg perlihatkan pada mereka secara ghoib/ilham. Seorang Muadzzin mulai melafalkan suara adzan dgn suara yg lirih/pelan, disambungkan dgn iqomat. Membentangkan sejadah seadanya, baik dgn kain sorban atw dgn kertas Koran. Seorang yg dr awal berdiri d dpn dipercayakan utk memimpin Sholat. 4 rakaat Sholat Dhohor sdh berlalu, sebahagian diantara mereka melanjutkn sholat Syafar karena sedang menyandang gelar sebagai pengelana.
Seorang gadis diantara sekian banyak pengunjung yg hadir di taman itu mendekati kumpulan orng-2 tsbt. Diawali dgn membungkukkan badan memberi salam kemudian memperkenalkan diri secara formal.
Hajimemaste, Watashi wa Hikari desu, Hikari Yamada desu, Nippon jin de imasu, gakusei desu. Salam, nama saya Hikari, warga Jepang, pelajar, sy sgt terkesan dgn peristiwa yg kalian br sj pertonton di atas langit, sy adalah seorang penggemar film-2 kartun/animasi ketika masih kecil, baru kali ini sy melihat gambar/visual yg sgt hidup berada di atas cakrawala, pd awalnya sy mengira klw itu hanyalah rekayasa technologi/camera, namun ketika sy melihat langit/ cakrawala seakan-akan bergerak/berjalan kemudian berhenti di suatu t4, pikiran sy langsung berubah, yg sy lihat itu adalah nyata, bukan flm, bukan gambar.” Sgt ceplos gadis itu menyapa para Jamaah tersebut dlm bahasa Jepang. Salah seorang anggota Jamaah yg berwarga Negara Jepang segera bertindak sbgai penerjemah. Gadis itu bermaksud menyalami para Jamaah, namun segera dicegah oleh penerjemah.
Iyye!! sonna ni iranai, memberi salam dgn ucapan & gerak tubuh sdh cukup.”                  
“Saya justru ingin berkenalan lbh dekat dgn mereka” Gadis Jepang itu masih tetap mengutarakan maksudnya.
“Mereka berbeda dgn kita(org Jepang) sbelum kamu berkenalan lebih dekat dgn mereka, sebelumnya kamu hrs mengenal budaya mereka terlebih dahulu. Banyak aturan-2(etika) yg tdk boleh kamu langgar. Misalnya sj, seorang wanita tdk dibolehkn bersalaman(bersentuhan) dgn sembarang pria yg bukan muhrimnya.” Penjelasan yg singkat itu membuat gadis itu manggut-2.


                                                                        ***

KENCAN PERTAMA 

Karim salah seorang Jamaah yg lebih  pantas diajak berdiskusi oleh Hikari, namun pemuda itu justru mengelak mati-2an. Mengaku klw kehadirannya dlm jamaah itu hanya kebetulan belaka. Bertepatan hari itu sedang berkunjung ke taman Harajuku. Seorang kenalan yg berada dlm jamaah itu memaksanya utk ikut dlm kelompok. Dari sudut pandang ttg agama, Karim tergolong sebagai seorang yg sgt awam. Keliru besar klw dirinya dianggap bisa diajak berdialog dlm masaalah agama Islam. Sebaliknya Karim menganggap Hikari sebagai seorang teman baru yg mungkin bisa diajak jalan bareng.
Dugaan Karim tdk meleset jauh, tdk seperti gadis-2 Jepang pd umumya. Hikari merupakan gadis ceria yg membuka diri utk menjalin komunikasi dgn org asing tak terkecuali dgn org muslim yg bertampang agak ekstrim. 
“Seharusnya kita mengunjungi t4-t4 yg bernuansa negri Jepang, t4 para anak muda berkumpul atw taman-2 budaya/religi, tapi kamu kok…justru mengajak sy ke sana ?”
“Sy hanya ingin melihat/mengenal budaya kalian/mereka secara lebh dekat lagi, sy masih sgt minim pengetahuan ttg budaya/agama kalian. Saya bengira klw kehidupan para orang-2 yg alim dlm Islam serupa dgn kehidupan para Rahib & para anggota Shaolin yg belajar ttg kemanusian/tata kehidupan.” Gadis Jepang itu msh sangat mentah ttg budaya org-2 Islam/Timur-Tengah.
“Klw kamu mou pergi k sana, sebaiknya kamu memlih waktu yg  lebih tepat, pergilah k sana pd saat hari Jumat di saat mereka/org Islam sedang berkmpul. Karena hari itu merupakan hari besar bg Ummad Islam dibanding dgn hari-2 yg lain. Tapi yg hadir kebanyakan terdiri dr kaum pria..” Karim menjelaskan sekilas pd Hikari secara dangkal ttg Islam.
Sou iyye ba, nande Karim wa soko e kanai? Klw hari itu merupakan hari yg lebih dr hari yg lain, kenapa kamu tdk ikut pergi k sana pd hr tsbt?”
Hima ga nai sa’ Sy tdk diberi izin libur dr kantor, lg pula sy bukanlah termasuk golongan orang-2 alim. Sy hanyalah seorang pemuda Islam yg mengikuti tata cara kehidupan orang Islam pd umumnya.”
“Klw begitu, bersama dgn kamu sy akan mengenal budaya ttg Islam, sedangkan  km sendiri harus belajar ttg agamamu lebih dlm lagi. Kpn kamu akan menemani sy pergi ke sana?”
“Cewek apaan luuu, bikin pusing ahh, gua datang ke Jepang utk cari duit,cari kerja, bukan utk belajar agama, capek deh... bukannya mou diajakin kencan malah …….” Karim menggerutu dgn bahasa Indonesia yg tdk di pahami oleh lawan bicaranya.
“Itsu soke e ikoo?” Gadis itu msh ttp mou mengajak Karim.
“Nichi You bi ni suru/hari Minggu nanti kita akan k sana, hari itu adalah hari libur sedunia yg bersumber dr hari ibadah bg orang-2 Kristen, kamu jg bisa singgah ke Gereja utk mengenal/ mempelajari agama mereka, kenapa mesti memilih mempelajari agama Islam, yg nota-bene termasuk agama yg sgt rumit/komflikate. Aturan hidup& hukum-2nya yg sgt ketat ada d setiap sendi kehidupan.”
                                                                               
                                                                            ***

Siang itu suasana di Mesjid Islamic Centre yg berada di Arabic Islamic Gaku-in tdk terlalu rame. Hanya ada beberapa jamaah yg datang ke sana. Shalat Dhohor di hadiri beberapa orang saja. Melihat dr penampilannya, mereka merupakan orang-2 yg kesehariannya memang akrab dgn kehidupan yg agamis. Tampang mereka mempelihatkan orang yg terpelajar/kantoran. Wajah-2 mereka sgt kental dgn orang-2 yg berasal dr negri-2 di Timur-Tengah. Mereka bercakap-2 dlm bahasa Arab & Inggeris. Karim datang ke sana dgn keadaan yg serba minim. Akibatnya dia kelihatan sedikit kikuk ketika sedang berada di antara para jamaah lainnya. Bahasa Inggerisnya terbata-bata, bahasa Arabnya nol besar, dia  mengandalkan Bahasa Jepang yg heta. Untung sj ada seorang yg warga Negara Malaysia yg ikut dlm jamah di Mesjid itu.      
 “Salamu alaikum.” Karim menyapa ketika mereka sdh berada di pelataran Mesjid.
Dgn ramah menjawab ucapan salam dr Karim, orang itu lalu mengajukan beberapa pertanyaan.”
“ Sy datang dr Malesya, sedang belajar d negri ini, Klw kamu, datang dr mana?”
“ Sy dr Indonesia sedang bekerja di Jepang, gadis Jepang ini memaksa sy mendatangi t4 ini. Dia ingin lebih mengenal budaya orang-2 dl luar Jepang. Tapi dia malah salah alamat, karena mengajak sy sbgai penunjuk jalan & memilih Islam sbgai obyek pengamatannya.” Hikari yg berdiri disamping memberi salam sedikit tersenyum.    
“Masya Allah, mudah-mudahan hal ini sbgai pertanda pintu hidayah. Omede tou, lanjutkan pengamatan anda, semoga mendapatkn kebaikn di dlmnya” Lelaki itu membalas senyum Hikari sembari memberi apresiasi.
“Yang kami sedang lakukan tadi yakni mendirikan Sholat wajib, kami melakukannya 5x dlm sehari-semalan. Mengucapkn syahadat adalah tahapan yg I sedangkan Sholat 5x berada pd tahapan yg ke 2. Cukup membosankn/melelahkan bg setiap pengikut agama Islam. Tapi kami sgt membutuhkan hal tsbt agar kami bs bertahan utk menjalankan perintah/aturan-aturan yg lain & bisa menjauhi hal-hal yg di larang dlm Islam. Seorng penganut Islam yg tdk mendirikan Sholat 5 wktu, akan sulit menjalankan perintah-2 pd tahapan selanjutnya, sgt rentan utk berbuat hal-2 yg dilarang dlm agama Islam.” Dlm sekejap Hikari sdh menerima mata kuliah pertamanya dr lelaki itu.
Taihen desu ne, kalian punya aturan yg sgt ketat, seandainya sy sorng Muslim, bs dipastikan klw sy tdk akan mampu mendirikan sholat 5x dlm sehari/semalam.” Gadis itu sgt pesimis.
Daakara saiso kara iwaremashita, sebaikyna kamu menyerah sebelum memulai pengamatanmu, kamu melakukan pekerjaan yg sia-sia.” Karim menambahkan sikap pesimis/kedongkolan pd gadis itu.
“Silakan melanjutkan pengamatan anda dgn pelan/hati-2, semoga mendapatkan kebaikan d dlmnya. Hidayah hanyalah milik & dr Allah semata, bukan dr manusia, makhluk hanyalah asbab” Lelaki asal Malesya itu memberi salam perpisahan.
                                                                         


                                                                          ******



Kencan romantis yg di targetkan Karim akhirnya tercapai. Liburan musim panas/obon mereka mengunjungi beberapa t4 yg ada di Tokyo. Karim mengajak mengunjungi taman wisata religi yg dikenal dgn MOON GENKAN /gerbang halilintar… yg berada d Asakusa. Sen Soje Temple pagoda bertingkat 8 di buat pada thn 628. Waooh, t4 ini Jepang baaanget, yg ada d dlmnya serba Jepang tempo dulu. Semua awak-pekerja mengenakan busana Jepang tradisional. Bagi orang yg pemula berkunjung k t4 ini bisa kesasar klw terlepas dr rombongan. Lebih parah lagi klw tdk bisa berbahasa Jepang & tdk bisa membaca tanda yg berkarakter huruf Jepang yg ada di dalam lingkungan pagoda. Konon, pd jaman dulu dipagi hari sebelum melakukan aktifitas para penduduk kampong terlebih dahulu datang derdoa d t4 ini. Dari ujung ke ujung berjarak 200 mtr. Dari segi luas lokasi bisa dianggap sebagai 1  lingkungan perkampungan tempo dulu. Pengunjung bukannya dipenuhi org asing, tp justru di penuhi dgn wajah-wajah org Jepang sendiri. Hikari berkomentar bhwa, mereka adalah orng-2 yg berasal dr daerah luar Tokyo sama seperti dirinya.
Sebuah t4 yg tergolong aneh tp menarik bagi Karim ketika mereka tiba di pintu Pagoda. Sebuah kolam kecil di depannya berdiri patung Dewa. Para muda-mudi dgn antusias antara serius &iseng berdiri tegak di depan kolam sambil melemparkan uang receh k dlmnya. Masing-2 berdoa meminta permohonan di depan kolam. Pasangan muda-mudi doanya lebih condong ke permasalahan jodoh, bg anak-2 sekolah tdk meleset  dr keinginan utk naik kelas atw lolos ujian. Hikari memanjatkn permohonan agar bisa pulang kampong setelah liburan musim panas. Walaupun sebenarnya sdh sgt terlambat. Karena ritual-2 keagaman sdh sedang berlangsung di masing-masing rumah warga Jepang. Di musim obon sekarang ini mereka sibuk mengadakan penyambutan arwah buyut-buyit mereka/anggota keluarga yg sdh meninggal. Sembari iseng Karim ikut melemparkan recehan 10 yen k dlm kolam. Tdk seperti org Jepang pd umumnya yg melemparkn beberapa koin yg bernilai 1 yen-1yen. Dari awal rupanya mereka memang sdh punya persiapan membawa uang recehan di dlm dompet mereka. Isi doa Karim tdk lain hanyalah menggerak-gerakkan bibir entah ini-entah itu. Ditutup dgn beberapa x  tepukan tangan mengikuti orang di sekitar.
Sesuai rencana dr awal, pd sore hari mereka mengunjungi Yokohama tatemono. Gedung pencakar langit yg tertinggi di Jepang pd Jamanya. Selama 1 thn bermukim di Tokyo baru kali ini Hikari berkunjung k t4 itu. Menggunakan kereta listrik keduanya menuju kota Yoko Hama. Mereka berhenti/turun di stasiun Minato Mirei 21, dgn berjalan kaki mereka sdh tiba dibawah pelataran gedung. Perlu mengeluarkan ongkos pembeli tiket ratusan yen agar bisa ikut dlm antrian. Resepsionis pemandu lif menjelaskan secara sepihak, bahwa anda akan diantar ke atas puncak gedung dgn kecepatan 700 kilimeter/jam. Bg yg memiliki penyakit jantung/takut ketinggian disarankan spy membatalkn niatnya. Mumpung kita masih berada di lantai dasar & pintu lif blm tertutup secara rapat. Namun tdk ada diantara para penumpang yg menanggapi arahan gadis itu. Semuanya antusias agar segera bisa sampai di atas puncak gedung/lantai 70 pd ketinggian 296 meter.
Pintu lif tertutup rapat, roket darat itu menanjak naik dgn kecepatan tinggi. Diantara penumpang yg berjumlah 9 org berada dlm ketegangan. Sebahagian memejamkan mata, para wanita mengeluarkn sedikit suara histeris yg lirih. Beberapa orang menyumbat kedua lubang telinga agar terhindar dr suara dengungan tak terkecuali Hikari& Karim. Sementara gadis pemandu/petugas lif trus-menerus memberikan arahan yg sdh hafal di luar kepala. Bibirnya tiada henti berucap seakan-akan sedang tdk berada di dlm lif yg berkecepatan tinggi. Ketegangan itu akhirnya terbayar ketika sdh sampai d atas puncak gedung. Panorama seluruh kota Tokyo & sekitarnya terhampar d depan mata. Yang pertama-tama paling muda dikenali adalah puncak Gunung Fuji. Seperti para pengunjung yg lain, mereka masing-2 mencari/membidik lokasi tempat mereka bermukim. Teropong kaca pembesaran disediakan bg yg ingin mengamati lokasi secara lebih detil.
Tdk mau melewatkn moment itu terbuang percuma, Hikari segera mengirim kabar gembira ke Ibunya di Kampung.
Moshi-2, Okaacan, ima ne, atasi wa… Yokohama Tatemono no ue notteru. Raut wajah yg sangat ceria gadis itu mengirim kabar ke Ibunya melalui HP.
“Hikari,,, doshite  sonna tokoro iku no? Dare to itteru?  Dr ujung telepon ibunya terdengar kaget/terheran-heran.
“Di sini sgt banyak pengunjung Mam, Jgn terlalu mengkwatirkn saya, sekarang sy dh dewasa kok, sebentar lg sy akan menginjak umur 20 an, di saat-2 yg terpenting dlm hidup sy, utk bebas menentukan nasib sendiri. Terlepas dr asuhan/pengawasan dr ke dua orang tua.”
“Dari atas puncak gedung apakah kamu bisa melihat kampong/rumah kita?”
“Jangan ngawur mam, dr t4 ini kampong kita kejauhan, ketutup awan, klw gunung Fuji terlihat dgn jelas.”
“Naik ke t4 yg begitu tinggi, kamu bareng siapa?”
“Kapan-2 sy akan perkenalkan pd mama, sy akan segera mengirim foto kami buat mam, yg jelas sekarang sy sedang menikmati panorama kota Tokyo &sekitarnya. Okaacan…. Mata ne’.” 
Percakapan tdk berlangsung begitu lama, Ibu jari kanan Hikari segera menekan tombol merah.
Mungkin karena terllu gembira, tanpa disadari Karim berbicara d telepon dgn nada suara yg agak tinggi. Pengunjung lain yg kebanyakan orang Jepang terheran-heran melihat sikapnya. Mereka menganggap klw bahasa yg dipergunakan Karim adlah bhasa burung.
Jadwal berikutnya akan singgah ke Balai Sekolah Repeblik Indonesia di Meguro. Malam itu bertepatan dgn malam 17 Agustus. Sesuai kebiasaan tahunan di Balai Sekolah akan kedatangan Artis yg cukup terkenal dr Indonesia. Kabar yg beredar Group Musik Dewa 19 akan menghibur orng-2 Indonesia yg sedang berada di Jepang/Tokyo. Teman-teman Karim pasti sdh berjoget meriah mengikuti raungan gitar dr Ahmad Dhani cs. Tapi sebelum mereka berganti kereta yg menuju ke arah Balai Kedutaan RI, Hikari mengurungkan niatnya. Seharian berkeliling membuatnya sdh sgt capek. Karim yg juga sdh merasa lesu dgn senang hati mengamini usulan Hikari.             


                                                                        ******
  


Dua porsi makanan yg disajikan secara gratis dr pihak kedutaan diboyong Karim. Yang 1 nasi rendang padang yg satunya lagi nasi sate kambing. Dgn rsa penasaran Hikari mencoba ke dua jenis masakan itu.
Aji ga oishi kedo… yapppari… karaiiiii sou desu. Masakan itu cukup menggoda di mata tp rasa pedas belum terbiasa dgn lidah orang Jepang. Terlebih dgn Hikari yg baru kali ini mencicipi masakan dr Negara Asia tenggara/Indonesia. Karim beranjak ingin mengambil jenis menu lain yg mungkin agak ramah di lidah Hikari, tp di meja hidangan sdh ludes-habis. Orang yg datang belakangan terpaksa hrs membeli sendiri makan siangnya melalui ibu-2 yg menjajakan di sekitar Balai Kedutaan.
Sangat lahap Karim menyantap masakan khas dr negaranya, sedangkan Hikari hanya mencabik-2 masakan itu dgn sendok/garfu plastic. Tanpa rasa malu Karim menyabet/melahap semua lauk-pauk yg ada di kedua bungkusan makanan itu. Sedangkan nasinya tersisah satu porsi. Sedikit meledek dia menyarankan agar gadis itu segera pergi membeli Bento atw makan di kedai Jepang yg t4nya lumayan jauh dr Balai Sekolah RI.
Sama seperti Karim, warga Indonesia  datang ke Balai setelah upacara 17 belasan sdh berlangsung. Mereka hanya mou ikuti meriahnya berkumpul bersama teman 1 negara. Tp tdk mau ikut ambil bahagian dlm upacara formal. Menjelang jam 11.00 siang memasuki acara puncak.  Di pelataran sekolah/di atas panggung yg tebuka lebar. Langsung bapak duta besar bertindak selaku MC memperkenalkan/ mempersilahkan Kiwil utk menghibur para pengunjung yg datang ke Balai Kedutaan. Diawali dgn penampilan solo dr komediaan Kiwil yg cukup mengocok perut. Disusul dgn kemunculan Adul cebol yg berwajah babby face. Kombinasi ke 2nya  membuat para penonton terkekeh-kekeh tak karuan. Untung saja tadi malam Karim tdk singgah ke KBRI. Karena yg datang bukan Group Band Dewa 19 tapi group lawak yg di tunggangi oleh Kiwil & Adul.     
                                     
                                                                                                                                              bersambung ke episode 2  kencan pertama